Kamis, 13 Februari 2014

Menghidupkan (Malam) Qiyamullail

Qiyamullail atau juga disebut tahajjud, termasuk kata bahasa arab yang pasti tidak asing bagi kita. Saya yakin, walaupun kita bukan dari sekolah seperti SDIT, MTs, SMPIT, MAN, dsb, yang notabene nya mempelajari bahasa arab, pasti sudah tau apa maksud dari kata tersebut. Kurang lebih artinya sholat malam, lebih tepatnya sholat sunnah di antara waktu setelah sholat isya hingga sebelum subuh. Jadi, sholat tahajjud ini memang termasuk kategori sholat sunnah. Tapi bukan sembarang sunnah loh. 

Di dalam al-quran (noted ya), satu-satunya sholat sunnah yang disebutkan bahkan diperintahan dengan jelas dan tegas dalam beberapa ayat. Ini menandakan bahwa sholat sunnah ini benar-benar harus dijadikan prioritas. Prioritas dalam arti, jangan sampai tidak dikerjakan, kalau bisa. 

Kalau masalah penyebutan namanya, antara tahajjud dan qiyamullail, jangan diermasalahin ya. yang dipermasalahin itu yang tidak sholat hehehe. Kalau qiyamullail di ambil dari surat al-muzammil ayat 2 “qumillayla illa qolila”. Kalau tahajjud di ambil dari surat al isra ayat 79 “wa minallayli fa tahajjad bihi...”. kedua ayat tersebut lah yang menjadi andalan perintah sholat sunnah ini. Bahkan kedua ayat tersebut, dengan tegas dan jelas, allah menyuruh kita, memerintahkan kita dengan bahasa qum yang artinya “bangunlah” dan tahajjad yang artinya “lakukanlah tahajjud”. So, noted ya, perintah allah dengan tegas dan jelas. Jadi, sholat sunnah yang diperintahkan allah di dalam al-quran. 

Bahkan, kelanjutan ayat 2 surat almuzammil tersebut bahwa anjuran untuk mendirikannya selama setengah malam. Kala tidak percaya, bisa di cek di surat al-muzammil ayat berkutnya ya. biar ikutan juga buka al-quran dan membaca terjemahannya. Jadi, bayangin dah, allah menyuruh kita menghidupkan setengah malam dengan sholat. Luar biasa perintah qiyamullail ini. Semoga allah memberi kita hidayah agar bisa istiqomah sholat qiyamullail. Amin. 

Dalam hal qiyamullail, kedua orang tua kami benar-benar jadi panutan buat kami sebagai anak-anaknya. Kalau di hari biasa saja (bukan ramadhan), sekitar jam 3 mereka sudah bangun dan masing-masing sholat qiyamullail sambil memegang (membaca) al-quran di ruang perpustakaan. Apalagi ayah, hampir tidak pernah lepas dari kebiasaan ini. Bahkan, kalau di sepertiga malam tersebut ada pertandingan bola liga champions, biasanya aku yang bangun lebih dulu dan bukannya sholat malah langsung nyari remot tv, padahal keduanya di ruang yang sama. Jadi malu, hehehe. Nah, pas saya nonton tiba-tiba mereka berdua, ayah dan ibu, masuk ruang perpus dan memulai sholatnya. Setelah selesai 1 kali sholat mereka menyindir saya atau kami yang sedang menonton “kamu nih bangun malem kok malah nonton bola, bukannya sholat”. Saya hanya senyam-senyum sambil berujar “iya mi, nanti kalau sudah istirahat babak pertama”. 

Memang, dalam berkeluarga sunnahnya suami istri, jika salah satu bangun harus membangunkan yang lainnya. Pernah aku mendengar ceramahnya ayah waktu pernikahan kakak ku, anak pertama, bahwa: suami istri itu harus saling mengingatkan dalam kebaikan, seperti di dalam sebuah hadist (kalau tidak salah isinya begini), jika suami nya bangun tengah malam maka percikkanlah air ke wajah istrinya agar bangun menunaikan sholat tahajjud, begitu juga jika istrinya bangun tengah malam agar dipercikkan air ke wajah suaminya agar keduanya bangun menunaikan sholat tahajjud. Juga ada hadist lain, yang kata-kata di akhirnya begini “man roghiba ‘an sunnati fa laysa minni”. Nah, hadist tersebut selalu di baca pada akad nikah, tapi sayangnya hanya dibaca bagian akhirnya saja yang artinya “... aku (rasul saw) juga menikah, barang siapa membenci sunnahku, maka bukan termasuk golongan ku”. Padahal, sebelum kalimat tersebut adalah “... aku melaksanakan tahajjud...”. maksudnya adalah agar sunnah nabi itu jangan hanya nikah saja yang di ikutin, tapi juga yang lainnya termasuk sholat tahajjud. 

Loh, kok jadi bahas nikah ya?. ehem... tidak apa-apa, karena masih ada kaitannya dengan tema. Lanjut lagi. 

Nah, apabila sudah memasuki bulan ramadhan maka jadwal qiyamullail ayah makin kencang. Aku hapal betul jadwal beliau. Selepas sholat isya beliau tidak ikut tarawih di masjid secara berjamaah, tetapi langsung pulang ke rumah dan memulai sholat tarawih sendiri di rumah sambil memegang alquran dalam sholatnya. Itu bisa dilaksanakan beliau dari setelah sholat isya, sekitar jam 7.30, hingga jam 9. Setelah selesai sholat beliau langsung tidur. Nanti tengah malam, sekitar jam 2, beliau sudah bangun dan melanjutkan sholat nya seperti yang malam ba’da isya, itu bisa ia laksanakan sampai hampir jam 4, baru beliau sahur. Dan hal ini beliau lakukan sepanjang ramadhan nonstop, bahkan jika memasuki 10 hari terakhir terutama malam-malam ganjilnya, intensitasnya makin tinggi. Itu bisa ia laksanakan dari selesai isya hingga jam 11 malam, dan berlanjut lagi jam 1 dini hari hingga jam 4. Saya tahu jadwal beliau karena kami sekeluarga saat 10 hari terakhir, terutama laki-laki, tidak ada yang boleh tdur di rumah, semua harus tidur (i’tikaf) di masjid sepanjang hari. Hanya aktivitas mandi saja yang di rumah. Untuk tema i’tikaf nanti kita bahas di catatan lainnya. 

Selama ramadhan yang sudah berjalan 4 hari ini, ternyata di rumah ku cukup disiplin juga dalam mengikuti model qiyamullail ayah. Hampir semua anggota keluarga tidak ada yang tarawih di masjid, semuanya di rumah dan masing-masing sudah memegang qurannya. Dan nanti saat sepertiga malam, alhamdulillah pada bangun, walaupun aku termasuk yang agak telat. Ada yang jam 2 sudah bangun, ada yang jam 3, dsb. Kalau aku, termasuk yang kadang-kadang. Kadang jam2, kadang jam 3, kadang jam 4, kadang Cuma 10 menit saja sebelum shubuh. Astaghfirullah. Semoga allah istiqomahkan diri ini untuk menghidupkan malam-malamNya. 

O iya, hampir terlupa. Untuk masalah sholat tarawih, jangan di pusingkan antara mau sholat sendiri atau berjamaah, antara bacaannya panjang atau pendek, antara rokaat sedikit atau banyak. Semuanya boleh karena nabi saw mencontohkan berbagai model tersebut dan memang tidak ada larangannya. Nabi pernah sholat tarawih berjamaan di masjid nabawi, juga pernah sholat sendiri. Begitu juga para sahabat. Tapi, dari berbagai literatur yang saya baca, sunnah tarawih adalah memperpendek rokaat tetapi memperpanjang bacaan. Intinya, sholatnya jangan cepet-cepet ya, di nikmati. Dan kalau berjamaah, cari yang bacaannya panjang. Bahkan dalam berbagai hadist tentang sholat malam, rasul pernah membaca 1 rokaatnya surat al-baqoroh, panang banget kan? 2,5 juz. Bahkan pernah juga lebih dari itu, sampai kaki nabi bengkak-bengkak. Coba deh, pernah enggak ya kita sholat sampa kaki bengkak-bengkak?. Penglaman saya ikut sholat witir di masjid al-hikmah bangka, saat malam 27 khatam quran, itu bisa 1 jam baca doanya aja. Itu saja tidak sampai bengkak, Cuma pegel-pegel dikit. So, kebayangkan bagaimana lamanya sholat malam ala nabi saw? 
Sebagai penutup, akan saya kutip surat al-isro ayat 79. Wa minallayli fa tahajjad bihi nafilan laka, ‘asa an yab’atsaka robbuka maqoman mahmuda’. Yang artinya “dan pada sebagian malam, lakukan lah sholat tahajjud (sebaga ibadah) tambahan bagi kamu, mudah-mudahan tuhan mengangkatmu ke tempat terpuji”. 

Bagi yang belum memulai sholat tahajjud, ayo kita mulai dari sekarang. Bagi yang sudah, ayo kita istiqomahkan agar menjadi kebiasaan. Bagi yang sudah istiqomah, mari kita panjangkan bacaan-bacaan kita. Bagi yang sudah berkeluarga, dibangunkan istri/suaminya untuk sholat, bagi yang masih single, dibangunkan adik-kakaknya untuk sholat. Bagi yang sudah punya anak, dibangunkan anak-anaknya untuk tahajjud. Bagi yang masih nge-kos, dibangunkan teman-teman sebelahnya gar kelak kita semua terbiasa sholat tahajjud. Semoga allah berikan kita hidayah agar bisa memulai, meng-istiqomahkan, dan menguatkan kita untuk menghidupkan malam-malam nya dengan sholat tahajjud. Dan, semoga kita termasuk dalam ayat 79 tadi, termasuk golongan yang diberikan tempat terpuji karena melaksanakan sholat tahajjud. Aamiin. 

Sahabat, mumpung ramadhan baru saja mulai, mari kita bangun kebiasaan ini agar nanti saat memasuki 10 malam terakhir, dimana malam lailatur qadr akan hadir, kita sudah terbiasa dan siap menghidupkan malam-malam kita dengan qiyamullail, bahkan kalau bisa kita sudah siap menghidupkan sepanjang malam saat malam lailatur qadr dengan sholat tahajjud. Aamiin. 

(muh) 
Serpong, 13 Juli 2013 

Tidak ada komentar: