Senin, 26 November 2012

Untuk Mu,,, Guru Ku

PING! Tiba-tiba saja BB ku bergetar dan berbunyi, tanda ada notifikasi yang masuk dari seseorang. Karena asumsi orang PING adalah hal yang penting maka aku pun langsung mengambil HP ku dari saku. Oohhh, ternyata salah satu teman SMA ku mengirim pesan BBM yang (kurang lebih) isinya begini: ganti DP nya dengan gambar ini sebagai tanda kita mengenang jasa guru, hari guru 25 Nov 2012. Gambar yang dikirim teman ku tersebut adalah foto kami sewaktu kelas 2 SMA bersama dengan guru favorit.

Pesan tersebut sebenarnya cukup mengusik pikiranku, sehingga aku pun bertanya2, masa iya Cuma ganti DP aja sih cara kita mengenang guru? Ya oke lah, mungkin itu cara termudah yang bisa lakukan, at least we have done. Dari pada tidak melakukan  apapun!. So, what should I do? Jawabanku sederhana saja, mungkin Cuma tulisan ini lah yang bisa aku berikan untuk guru ku tercinta, guru2 MAN 4, dan juga guru2 se Indonesia.

*****

Setiap ada acara kumpul2 alumni SMA, terutama alumni IPA, pasti salah satu pembicaraan kami adalah nostalgia, berbagi cerita tentang stupid story yang dahulu kita lakukan bersama2. Kalau bukunya Pak Harto bilang ini adalah untold story, whatever you say lah pokoknya cerita tentang masa lalu kami yang tentunya tak akan kita lupakan. Dan saat tiba giliranku berbagi cerita pasti terselip kalimat2 berikut “kalau waktu kelas 2 ipa 3, aku terkesan karena guru (wali kelas) nya. Sedangkan waktu kelas 3 ipa 2 aku terkesan karena murid2nya”. Ya, kalimat tersebut selalu ku ingat dan selalu ku ucapkan. Karena saat-saat itu lah yang membuat aku selalu ingat bahwa aku punya guru itu dan aku punya teman2 itu.

Wali kelas kami waktu kelas 2 adalah sosok ibu guru yang luar bisaa. Gimana enggak coba? Dia lah satu-satu nya guru, yang selama aku hidup 22 tahun di dunia ini, dia bisa merubah kepribadianku, mungkin juga kepribadian kami semua 1 kelas. Hingga saat ini pun kalau ada acara silaturrahim alumni SMA ke rumah guru-guru, pasti guru itu tak pernah kami lupakan, bahkan jadi destinasi utama, selain karena disediain makan siang juga hehehe.

Beberapa hal yang membuat aku terkesan oleh style mengajarnya akan ku kisahkan berikut ini.

Di pertemuan perdana di kelas ada kalimat tegas yang beliau sampaikan, “semua laki-laki wajib duduk di 3 baris terdepan!”. Waw, seketika kelas kita heboh, lha kok posisi duduk aja diatur-atur sih bu? Bahkan ada teman kami yang tanya, kenapa harus laki2 yang di depan bu?. Dengan nada tinggi si ibu pun menjawab, “kamu harus bisa merubah kebisaaan bahwa perempuan selalu punya rangking lebih tinggi dari laki2!”. Waw! Sekejap kita terkesima, gila nih guru ya, ambisius dan strength banget sama cowo2. Secara gitu, tradisi 3 besar bisaanya dipegang kaum hawa. Tapi, kenyataannya statement itu lah yang membuat hatiku tersentuh dan terpacu untuk merealisasikan ambisi ibu tsb. Dan nyatanya benar saja, 2 semester di kelas 2 ipa 3 kaum adam lah yang memegang peran rangking 1!. Gila kan tuh wali kelas? Hebat abis, keren ga kepalang! Memang waktu pertama ketemu pasti semua langsung ciut, gila aja seorang ibu muda yang kalo ngomongnya seakan marah2 dan dengan nada tinggi, tapi dengan cara itu ternyata dia bisa merubah kita kearah yang lebih baik.

Suatu saat kita pernah mengeluh sama ibu ini, (sambil bercanda) kenapa ya ibu kalo ngajar di kelas kita ga pernah senyum? Tapi kalo ngajar di kelas lain ketawa2 mulu? Hehehe. Pertanyaan polos yang sebetulnya ungkapan hati. Dengan santai si ibu menjawab, ya kamu nya sih bandel2. Wkwkwk.
Pernah suatu ketika di pertengahan bulan Januari, tepatnya di tanggal lahirku, si ibu tiba2 nyamperin dan ngucapin ‘selamat milad ya nak…’. Seketika aku terdiam membisu dan aku hanya bisa bengong tanda senang dan juga sedih. Senang karena dialah orang pertama yang mengucapkan dan sedih karena aku sebelumnya belum pernah di ucapkan hal itu dari kedua orangtuaku. Sosok wali kelas yang sangat perhatian pada muridnya, mungkin beliau menganggap kami semua adalah anaknya, apalagi beliau sering memanggil kami dengan kata ‘nak’.  Disinilah aku merasakan yang namanya sosok wanita hebat yang memiliki jiwa kelembutan dan perhatian, tapi di sisi lain ia juga bisa menunjukkan ketegasan jika anak muridnya bersalah. Ya, she is my best teacher.

Ada satu hal yang tidak akan dilupakan oleh anak2 se ipa adalah, guru hebat tersebut member kita tugas untuk lomba drama di gedung PSBB. Ya, aku yakin kalian tak akan lupa akan hal itu. Dengan adanya tugas drama itu lah kita jadi saling mengenal karakter teman2 kita karena persiapan drama tidak lah gampang, dari mulai alur cerita, siapa aktornya, bagaimana memainkan perannya, bagaimana menyiapkan segala perlengkapannya. Bahkan kelompok ku saja sampai nangis2 karena H-1 judul nya berubah!. Ya, kenangan itu tak akan kami lupakan bu.

Pernah juga ibu hebat ini marah besar pada kami 1 kelas, karena kami diberi tugas belajar tapi tidak ada yang menghiraukannya. Hingga saat dia masuk kelas dan ditanya tentang pelajaran tersebut, tak ada satu pun murid yang tau. Masih hangat dalam ingatanku, hingga beliau membentak kami “masa soal begini aja ga ada yang bisa? Kamu! Yang rangking 1 coba jawab!”. Dan parahnya dia pun yang rangking 1 tidak tau jawabannya, hingga si ibu dengan nada lebih keras mengatakan “masa sampe yang rangking 1 juga ga tau, buat apa kamu rangking 1 kalo begini aja nggak tau”. Ya aku tau, saat itu ibu marah besar pada kami, maaf kan kami semua karena tidak menuruti perintah ibu. Dan aku tak akan lupa pertanyaan yang diberikan oleh ibu hebat ini, “apa yang dimaksud dengan paragraf analogi?”.

Dengan gaya mengajarnya yang tegas, disiplin, dan mencekam ruangan kelas, beliau juga lembut dan akrab di luar kelas. Bahkan saking akrabnya, kita pernah ngerjain beliau dalam rangkan ulang tahunnya. Sampai2 kita buat acting dan alur masalah di dalam kelas, hingga salah satu teman kami yang perempuan nangis2 dan membuat kami semua terdiam tanpa kata dan suara sedikitpun. Saat si ibu mulai bingung dan ikut terharu, disitulah kue ulang tahun hasil patungan kita dikeluarkan, dan nyatanya si ibu pun meneteskan air mata. Kami tau bu, ibu sayang dan cinta pada kami, sehingga ibu begitu peduli membimbing kami, hingga berbagai cara rela ibu lakukan, dari mulai yang keras hingga yang lembut sekalipun. Dan itu adalah bukti nyata bahwa kami lebih di saying dari kelas lainnya.

Hingga di akhir semester diajar ibu hebat tersebut, ada suatu kebisaaan kami yang entah bagaimana mulainya aku pun tak tahu. Kebisaaan tersebut adalah, hamper setiap 2 pekan kami main ke rumah beliau di sabtu sore. Entah kenapa dan bagaimana, tapi kebisaaan itu kami lakukan berkali-kali. Hanya sekedar bincang-bincang, melepas canda tawa, curhat, dsb. Walaupun tidak banyak yang dating, tapi selalu saja ada. Dan ternyata, kebisaaan itu masih terbawa hingga kini, setiap tahun jika kami adakan silaturrahim ke rumah guru-guru maka dial ah yang selalu ada di daftar tujuan utama. Ya, kenangan itu telah membuat kesan yang begitu berharga bagi ku, mungkin juga bagi teman2 sekelas ku, dsb.

*****

Hingga kini, beliau lah guru terbaik yang pernah aku tau, beliau lah guru yang bisa merubah kepribadianku, beliau lah guru hebat yang aku sangat beruntung bisa menjadi muridnya dan bahkan beliau menjadi wali kelas kami, beliau adalah guru yang hebat dalm berkomunikasi dengan muridnya, beliau tau kapan saat nya beliau tegas dan saatnya beliau ramah, beliau adalah sosok guru ketika mengajar di kelas, sosok ibu ketika kita di luar kelas, dan sosok sahabat ketika kita curhat. Aku hanya bisa bilang, ibu adalah guru terbaik yang aku kenal.

Ibu hebat itu adalah Ibu Lisnur Azizah, beliau lah wali kelas kami saat kelas 2ipa3.

Ibu, aku tahu bahwa aku bukanlah orang yang jenius, bukan pula orang yang bergelimang harta kaya raya, bukan pula orang yang memiliki segalanya dan bisa memberi segalanya, tapi aku hanya orang bisaa yang dengan adanya ibu aku bisa berubah menjadi lebih baik.

Aku tak tahu apa yang seharusnya aku berikan pada mu, penghargaan apa, barang apa, seberapa banyak, seberapa besar, karena aku tak tahu harus membalasnya dengan apa atas segala jasamu. Mungkin hanya tulisan ini lah yang bisa aku berikan pada mu saat ini. Tulisan yang mungkin tak ada artinya.

Hingga saat ini, aku paling tidak setuju dengan pepatah bahwa ‘guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa’. Aku lebih setuju bahwa ‘guru adalah pahlawan dengan tanda jasa yang besar’. Karena tanda jasa itu lah salah satu cara menghargai keringat mereka. Dan guru adalah orang yang paling besar manfaatnya, karena ilmu yang ia berikan tak akan pernah berhenti manfaatnya.

Sebagai penutup, aku tuliskan sebuah puisi untuk mereka semua.

Guru, tugas mu begitu mulia di sisi Nya
Tugas mu begitu berharga bagi negeri ini
Tugas mu begitu berarti bagi bangsa ini
Tugas mu adalah mengajar, dan teruslah mengajar
Ajar dan didiklah muridmu dengan cara terbaik
Hingga muridmu pun menjadi orang terbaik di lingkungannya
Bahkan Allah memberimu tempat akhir terbaik di sisiNya
Guru, kau ibarat pahlawan pendidikan bangsa
Pahlawan yang tak henti memperbaiki nasib bangsa
Teruslah mengajar hingga kelak nanti kau dikenang sebagai pahlawan
Pahlawan dengan berjuta tanda dan jasa
Aku tak tau jika negeri ini tak memiliki mu….
terus dedikasikan dirimu sebagai guru, guru bagi bangsa ini..

Untuk semua guru2 yang pernah menjadi guru ku, guru2 yang telah menjadi guru kita semua, guru2 bangsa ini, guru2 yang ada di negeri ini…
Ibu….aku bisa menulis dan membaca tulisan ini karena mu, terimakasih tak hingga untuk mu.

In teacher’s day, 25 Nov 2012.
Bontang
(muh)