Kamis, 13 Februari 2014

Membangun Negara Islami

Sekelumit tulisan ini lahir dari dialog singkat yang akhirnya saya mengerti pertanyaan sederhana ini, “Apa yang dimaksud dengan negara islam itu?”. Jawaban pertanyaan itu merupakan sebuah kesimpulan yang lahir dari subjektivitas pemikiran saya ketika berdialog singkat dengan ayah tercinta. Walaupun dialog singkat itu terlintas begitu saja saat saya sedang makan siang sambil menonton channel TV Al-Jazeera milik arab saudi. Tapi, dialog singkat itu seakan-akan telah membentuk pola pikir baru untuk saya, pola pikir yang selama ini saya anggap bertentangan dengan pemikiran kebanyakan orang, juga kebanyakan tokoh dan alim ulama negeri kita. 

Tafsir QS. Fathir 29-30 (Menghidupkan Quran dan Meng-Quran-kan Hidup)

Edisi kali ini bukan berisi cerita-cerita, tapi berisi pesan khusus yang disampaikan ayah siang tadi. Saat saya sedang membaca al-quran di masjid ba’da zuhur, tiba-tiba ayah menghampiri saya dan menjelaskan isi dan kandungan atau lebih tepatnya tafsir quran surat fathir ayat 29 dan 30. Sebenarnya, sebelum-sebelum ini belum pernah ayah menjelaskan / menafsirkan ayat khusus hanya kepada saya seorang, biasanya adik dan kakak saya juga ikut mendengarkan atau beliau sampaikan di rapat keluarga.

Selain itu, biasanya tulisan-tulisan tentang tafsir quran yang saya buat merupakan hasil dari ceramah ayah di masjid atau di pengajian kantor, tapi khusus untuk kali ini saya akan menulis hasil dari penjelasan ayah yang dijelaskan secara personal, man to man,  tentang tafsir surat fathir ayat 29-30, mumpung masih segar dari ingatan jadi segera saya tulis dan sebarkan.

Semoga penjelasan khusus dari ayah ke saya berikut ini dapat bermanfaat buat saya dan juga khusus saya tulis untuk sahabat sekalian, dengan harapan khusus juga agar kita semua bisa memetik nilai-nilai kebaikan yang dapat kita amalkan pada kehidupan sehari-hari. Penjelasan berikut saya kemas dengan bahasa sederhana, bahasa yang ringan, sebagaimana ayah menjelaskan ke saya karena saya juga bukan orang yang bisa bahasa arab, hehehe. Jadi, jangan menganggap tafsir itu bahasan yang berat ya sehingga kita tidak mau membaca. Kalau enggak percaya, baca aja tulisan ini dulu sampai selesai. :D. Itung-itung belajar tafsir quran dikit-dikit.

Kebahagiaan

Kali ini kita akan kupas tentang kebahagiaan, terutama kebahagiaan yang diajarkan oleh ayah kepada kami. Sebenarnya ini merupakan tema yang sederhana, ringan, dan mungkin tak perlu panjang kali lebar di kupas karena hampir semua orang, atau mungkin semua orang, sebenarnya sudah paham dan sudah mengalamai yang namanya bahagia. Tapi yang akan saya ulas disini adalah kebahagiaan dari persepektif yang unik, langka. Tidak banyak orang yang memahami makna kebahagiaan seperti yang akan kita ulas nanti. Justru dari sedikit orang itu lah kita belajar makna kebahagiaan yang dahsyat, yang tidak sekedar bahagia dari hati dan perasaan tapi kebahagiaan yang bernilai besar dan nilai tersebut tak bisa diberikan kecuali dari pemberian Sang Maha Pemberi. 

Teladan dalam Kebersihan

Tulisan kali ini sepertinya merupakan tema yang bobotnya paling ringan, mungkin juga termasuk sesuatu yang sering kita sepelekan. Bahkan mu gkin sudah tak perlu dalil lagi dalam menjelaskannya, karena begitu pahamnya kita akan hal ini. Apalagi, mayoritas kita sudah diajarkan sejak masih sekolah di taman kanak-kanak. Seperti kalimat berikut “an-nazhofatu minal iman”, pasti kita semua paham artinya dan tahu maksudnya. Iya, kebersihan merupakan sebagian dari iman. 

Tapi kenyataannya adalah, hal sepele ini merupakan sesuatu yang sangat berat dilakukan dan biasanya bagi orang laki-laki ini merukana hal ter-malas untuk dilakukan. Hehehe. Astaghfirullahal ‘adzim. 

Membiasakan Sedekah (Berbagi)

Kenal dengan Ust. Yusuf Mansur? Insyaallah kenal semua ya. kira-kira kalau disebut nama Ust tersebut yang terbayang di pikiran kita apa?, mudah-mudah an jawabannya tidak berbeda dengan saya, yaitu “Ustadz sedekah”. Hehehe. Sebutan tersebut biasanya sering dilontarkan oleh banyak orang karena keahlian ust muda tersebut dalam memotivasi pendengar / penonton nya agar lebih giat bersedekah. Bahkan, tidak jarang dalam ceramah-ceramah beliau penonton yang hadir pun “dipergok” untuk sedekah saat itu juga dengan barang berharga apapun yang dibawa nya. 

Bersedekah atau berinfak atau lebih entengnya lagi berbagi dengan sesama adalah hal yang sangat lazim dalam kehidupan manusia, kehidupan sosial. Bukan hanya karena itu perintah Allah yang disebutkan dalam Al-Quran, tapi memang berbagi adalah kunci suksesnya hidup bersosial. Dengan berbagi, kita banyak mendapatkan nilai-nilai dari kebakan hidup sosial, seperti misalnya: antara pembeli dan penerima jadi saling mengenal, dengan mengenal mereka bisa saling peduli, dengan peduli mereka bisa saling tolong menolong baik dibutuhkan atau tidak, bisa saling mengerti kondisi tetangga / saudara kita, dengan mengerti kondisi mereka dapat membuat kita tambah bersyukur atas nikmat-nikmat Nya. Tentunya, masih banyak nilai-nilai positif dalam kehidupan sosial yang bisa kita dapatkan dari berbagi tersebut. 

Quran dan Televisi

Fa alhamaha fujuroha wa taqwaha. Ayat di surat asy-syams tersebut pasti sudah kita hafal betul. Maknanya kurang lebih “maka kami ilhamkan pd manusia jalan kebaikan dan ketaqwaan”. Memang sudah qodratnya hidup manusia yang akan selalu menjumpai dua jalan ini, kebaikan dan keburukan. Tapi, kelanjutan ayat tersebut lah yang membuat kita harus berpikir setiap waktu, mau pilih apa?. Qod aflaha man zakkaha, wa qod khoba man dassaha. Sungguh beruntung orang yang mensucikan diri (baik), dan sungguh merugi orang yang mengotorinya (buruk). So, pilihan ada pada kita, mau jadi orang beruntung apa merugi?. Begitu juga dengan judul di atas, quran dan televisi, seperti hal nya 2 benda dalam ayat tersebut, yang satu membawa pada kebaikan, yang satu lagi keburukan. Walaupun kita tidak bisa lepas sepenuhnya dari televisi, paling tidak kita bisa minimalisir. Begitu juga dengan alquran, jika kita tidak bisa sepanjang waktu bercengkerama dengannya, paling tidak mendominasi aktivitas kita dengan al-quran. Quran dan tv, akan jadi tema kita kali ini. 

Setiap memasuki ramadhan, ada kebiasaan yang tidak pernah lepas dari keluarga kami dan tidak akan kami lupa. Yaitu kebiasaan tentang dua hal seperti judul di atas. Yaitu tentang al-quran dan televisi. Agar pembahasan seru, saya coba kupas yang televisi dahulu. 

Dalam tradisi keluarga kami, bila ramadhan sudah masuk maka televisi harus menghilang dari fungsi dan tempatnya. Hehehe. Artinya, sudah tidak ada lagi kata “nonton tv” entah apapun itu. Tepat setelah selesainya sidang istbat maka televisi sudah tidak bisa diharapkan untuk di tonton di rumah kami. Memang, ini adalah kebiasaan yang sudah dibangun dari dahulu oleh kedua orang tua kami agar selama ramadhan semua anggota keluarga bisa konsentrasi ibadah terutama tilawah alquran dan tidak disibukkan dengan menonton tv. 

Urusan Sholat Wajib, No. 1

Sebagaimana kita ketahui bahwa sholat wajib atau sholat fardhu yang lima waktu merupakan kewajiban kita sebagai ummat islam dan merupakan salah satu dari rukun islam yang 5, tepatnya urutan kedua setelah syahadat. Walaupun beberapa orang sering ‘mem-plesetin’ masalah urutan tersebut dengan cletukan “tenang aja bro, sholat kan no. 2”, ya iya lah, karena urutan pertama nya syahadat. Dengan dalih menyepelekan keutamaan / prioritas sholat wajib. Semoga guyonan tersebut tidak berimplikasi pada kenyataan apalagi hingga menjadi kebiasaan. Astaghfirullah. Semoga kita tidak memain-mainkan masalah rukun islam tersebut. 

Berbicara sholat wajib, sebenarnya tidak memerlukan dalil lagi karena sudah begitu banyak dalil baik al-quran maupun hadist, terlebih lagi hal itu sudah kita pelajari sejak SD dahulu. Karena memang begitu banyak ayat yang mengulang-ulang kalimat “...wa aqimus sholah...” yang bermakna “dan dirikan (kerjakan) lah sholat”, dsb. Tentunya, semua kita juga telah mengetahui dan memahami bahwa sholat wajib itu ada 5, dari mulai subuh, zuhur, asar, maghrib, dan isya, serta kita juga telah sangat memahami bahwa sholat wajib itu harus tepat waktu dan berjamaah di masjid, khususnya laki-laki. 

Lagi-lagi, tak perlu ber-dalil dalam menjelaskan hal ini karena kita semua telah paham dengan hal itu. Tapi, pertanyaan dasarnya adalah “sudah kah kita melaksanakan sholat wajib tepat waktu dan berjamaah di masjid?”. Hal ini lah yang menjadi masalah besar dan perlu kita diskusikan. Bukan masalah dalil nya, tapi bagaimana kenyataan dari teori / dalil tersebut. 

Menghidupkan (Malam) Qiyamullail

Qiyamullail atau juga disebut tahajjud, termasuk kata bahasa arab yang pasti tidak asing bagi kita. Saya yakin, walaupun kita bukan dari sekolah seperti SDIT, MTs, SMPIT, MAN, dsb, yang notabene nya mempelajari bahasa arab, pasti sudah tau apa maksud dari kata tersebut. Kurang lebih artinya sholat malam, lebih tepatnya sholat sunnah di antara waktu setelah sholat isya hingga sebelum subuh. Jadi, sholat tahajjud ini memang termasuk kategori sholat sunnah. Tapi bukan sembarang sunnah loh. 

Di dalam al-quran (noted ya), satu-satunya sholat sunnah yang disebutkan bahkan diperintahan dengan jelas dan tegas dalam beberapa ayat. Ini menandakan bahwa sholat sunnah ini benar-benar harus dijadikan prioritas. Prioritas dalam arti, jangan sampai tidak dikerjakan, kalau bisa. 

Kalau masalah penyebutan namanya, antara tahajjud dan qiyamullail, jangan diermasalahin ya. yang dipermasalahin itu yang tidak sholat hehehe. Kalau qiyamullail di ambil dari surat al-muzammil ayat 2 “qumillayla illa qolila”. Kalau tahajjud di ambil dari surat al isra ayat 79 “wa minallayli fa tahajjad bihi...”. kedua ayat tersebut lah yang menjadi andalan perintah sholat sunnah ini. Bahkan kedua ayat tersebut, dengan tegas dan jelas, allah menyuruh kita, memerintahkan kita dengan bahasa qum yang artinya “bangunlah” dan tahajjad yang artinya “lakukanlah tahajjud”. So, noted ya, perintah allah dengan tegas dan jelas. Jadi, sholat sunnah yang diperintahkan allah di dalam al-quran. 

Beribadah yang Benar

Zaman sekarang siapa kira-kira yang ga kenal facebook, twitter, instagram, dll. Segala macan jenis sosial media yang sudah menjamur kaya baju SMA kita yang sudah lama tak terpakai. Hehehe. Seakan-akan med-sos tersebut menjadi sihir hebat hingga waktu kita habis dengan hanya mengutak-ngatik apliaksi tersebut. 

Semua orang bebas ber-ekspresi di jejaring aplikasi tersebut. Dengan isi yang bermacam-macam sepertinya membuat kita lebih ekspresif. Kalau enggak percaya, coba aja bacain terus status fb dan tweet nya teman-teman di beranda dan timeline kita. Pasti isinya unik-unik. Kadang ada yang bikin tawa, ada lagi yang bikin menusuk hati, ada lagi yang bikin mulut dan kuping ikut panas bacanya, malah ada orang yang sampai terlalu emosi ketika membaca status-status yang ada di berandanya. Entah apa itu isinya, yang jelas itu merupakan sebuah konsekuensi ketika kita jalin pertemanan di dunia sosial media yang begitu ramai tak kenal henti. Tapi, tak sedikit juga yang mengambil manfaat dari jejaring tersebut, dengan hanya tulisan yang beberapa kalimat tapi punya manfaat luar biasa hebat.

Banyak Berzikir pada Allah

Saya ingat betul saat masih SMP dan SMA dahulu, hampir setiap habis sholat langsung bangun berdiri terus kumpul sama temen-temen main dan ngobrol-ngobrol sampai lupa atau mungkin males zikir setelah sholat. Nah, karena kebiasaan buruk tersebut, ayah pun komentar “kalau habis sholat tuh jangan langsung kabur, duduk dulu sebentar, zikir sama doa”. 

Wajar saja ayah komentar seperti itu karena memang setiap selesai sholat wajib di masjid ayah selalu celingak celinguk mencari anak-anaknya untuk di absen apakah kami hadir di masjid atau tidak. Apalagi kalau ayah yang jadi imam, sudah pasti selesai salam langsung berbalik badan dan menengoknengok sambil mencari satu per satu anaknya, termasuk saya. Dan kalau sudah ketemu, biasanya sebentar-sebentar beliau menengok ke arah anaknya berada sambil melanjutkan zikirnya. Mungkin tujuannya sederhana, ingin memastikan anak-anak nya (kami) hadir di masjid dan jika hadir, ayah ingin memastikan apakah anak-anaknya telat /masbuk? Atau, apakah anak-anaknya zikir ba’da sholat? Dsb. Banyak hal yang perlu ayah kami tahu tentang presensi sholat kami, kalau bahasa gaulnya sekarang ‘ayah saya KEPO sama urusan sholat anaknya, hehehe’. Ya, karena beliau serba ingin tahu tentang 1 hal penting tersebut. 

Nah, tak lama sejak teguran ayah tentang zikir tersebut, ayah memberikan nasehat di rapat keluarga. Saya ingat betul, nasehat tersebut diambil dari surat al-ahzab ayat 35, tepatnya di bagian akhir ayat tersebut, yang berbunyi “...wazzdakirina allaha katsiron wazzdakiroti a’addallahu lahum maghfirotan wa ajron ‘azhima”. Yang artinya, ‘laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah, akan disediakan baginya ampunan dan pahala yang besar’. Mungkin ini adalah salah satu ayat tentang perintah berzikir / mengingat Allah. Atau, ada juga ayat lain yang berbunyi “wadzkurullaha katsiron la’allakum tuflihun”, yang artinya ‘dan banyak-banyak lah mengingat Allah agar kamu beruntung’. 

10 Hari Terakhir Ramadhan

Awal malam 21 yang lalu ayah berpesan pada kita semua selepas sholat isya, beliau menyampaikan berbagai hal tentang 10 hari terakhir bulan ramadhan. Dan, alhamdulillah di keluarga kami ayah selalu menyampaikan arahan atau nasehat jika ada even-even khusus entah itu yang sifatnya ibadah atau urusan sosial. Biasanya beliau sampaikan saat rapat keluarga tapi bisa juga di acara-acara keluarga besar, atau di masjid selepas sholat wajib. Itu emmang menjadi kebiasaan ayah untuk mengingatkan kami semua agar even-even itu benar-benar disiapkan dan tidak lewat dengan percuma sehingga menimbulkan penyesalan di akhir.

Budaya I’tikaf

Ketika memasuki 10 hari terakhir bulan ramadhan, ada kebiasaan yang tak pernah lepas dari keluarga kami yaitu i’tikaf. Ayah telah mencontohkan dan mengajak kami, anak-anak nya, untuk itikaf di masjid sejak saya masih kecil. Saya ingat betul, saat itu saya masih SD sekitar kelas 3, sudah diwajibkan ayah untuk itikaf. Kalau dulu kita taunya itikaf itu menginap di masjid selama 10 hari terakhir ramadhan, tapi yang lebih tepat adalah menghidupkan ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah di masjid selama 10 hari terakhir bulan ramadhan. 

Kalau dulu, saat kami masih tinggal di daerah Mampang, jakarta selatan, kami sekeluarga itikaf di masjid al-hikmah. Dan saya ingat betul, saat masih kecil dulu, untuk menghilangkan kebosanan selama di masjid, saya dan abang saya patungan uang untuk beli mainan seperti monopoli, catur, dan congklak, hehehe. 

Alhamdulillah, dengan adanya mainan tersebut jadi banyak teman-teman kita yang ikut menginap di masjid. Tapi, karena kita kumpulnya dengan alasan mainan, maka jadilah itikaf itu lebih banyak main nya ketimbang ibadahnya. Yang ini jangan di contoh ya. dan saat itu basecamp kami di bawah tangga sayap kanan masjid, sengaja nyempil biar ayah ga bisa liat kalau kami main, hehehe. 

Fenomena Kebanyakan Orang

Alhamdulillah, ramadhan sudah memasuki hari ke sebelas. Itu artinya, 1/3 bagian pertama sudah kita lewati dan ini juga berarti kita telah memasuki 1/3 bagian yang kedua. Lalu, sudah sejauh mana capaian target-target ibadah kita?. Sudah kah tercapai? Atau malah melewati target yang kita canangkan, atau malah sebaliknya?. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yaitu orang yang hari ini lebih baik dari kemaren. Artinya, target-target itu telah kita capai. 

Setelah kita evaluasi, jika hasilnya lebih dari target berarti alhamdulillah kita bisa mencapainya dan bahkan melewatinya. Jika hasilnya sama dengan target, kita perlu waspada. Kenapa waspada? Karena awal2 ramadhan ini kebanyakan orang lagi semangat-semangat nya, berarti kalau kita hanya bisa sama dengan target kita itu berarti kita harus waspada di sisa 2/3 bulan ini, jangan sampai mengendur semangatnya. Harus bisa ditingkatkan. Nah, kalau ternyata hasil ibadah 1/3 awal ini kurang dari target, astaghfirullah berarti. Perlu di evaluasi, apakah targetnya yang ketinggian, atau kita nya yang agak malas-malasan. Semoga kita tidak termasuk yang terakhir ini. 

Memasuki pertengahan ramadhan, biasanya banyak orang yang salah strategi atau lebih tepatnya tidak aware dengan inti nilai ramadhan. Kalau kata ayah “jangan jadi kebanyakan orang, yang makin kesini makin kendor ibadahnya. Yang tadinya taraweh di masjid-masjid awalnya rame tapi makin kemari makin sepi, padahal pahala terbesarnya itu di akhir ramadhan, di malam lailatul qodr”. Memang hal ini jadi fenomena unik bagi kita, apalagi masalah taraweh kelihatan sekali. Yang tadinya di awal ramadhan hanya menyisakan satu shaf belakang, makin kemari yang ada tinggal satu shaf saja. Jangan sampai, makin berakhirnya ramadhan semangat kita makin turun, bukannya makin naik. 

Konsolidasi Menghadapi Ramadhan

Ada salah satu kebiasaan yang tak pernah putus di keluarga kami ketika akan memasuki bulan ramadhan, yaitu rapat keluarga yang isinya untuk menyusun target ibadah masing-masing anggota terutama anak-anak dan juga pembagian tugas kerja di rumah. Aku pun sebenarnya tidak tahu persis kapan kebiasaan ini dimulai. Yang jelas, setiap bulan ramadhan tiap-tiap anggota keluarga sudah memiliki target ibadah masing-masing, terutama tilawah Al-Quran nya. 

Rapat rutin ini selalu kami laksanakan guna menyongsong datangnya ramadhan agar kami bisa memaksimalkan potensi2 ibadah selama 1 bulan penuh ini. Karena memang di dalam alquran telah ditegaskan bahwa tujuan dari bulan ramadhan adalah agar kita semua menjadi orang yang lebih bertaqwa. Sebagaimana yang tercantum di surat al-baqoroh “ya ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumusshiyamu kama kutiba ‘alalladzina min qoblikum la’allakum tattaqun”, yang artinya “wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. Agar kamu bertaqwa”. 

Rapat keluarga tersebut sebenarnya sederhana. Biasanya dilaksanakan H-1 ramadhan. Dilaksanakan habis isya (setelah selesai sidang istbat dari pemerintah) atau habis sholat shubuh. Sebagai contoh terhangat adalah rapat pagi tadi, 9 Juli 2013, ba’da sholat subuh. Detailnya kira-kira sebagai berikut. 

Setelah sholat subuh berjamaah seperti biasanya aku langsung masuk kamar untuk memulai tilawah quran, dan tak lama berselang adik terkecil pun memanggil satu persatu seluruh anggota keluarga agar berkumpul di ruang perpustakaan rumah. Saat aku masuk perpus ternyata semua anggota laki-laki sudah hadir. Ooh, aku baru sadar ternyata akan di adakan rapat keluarga. Karena biasanya rapat tersebut sudah diinfokan sebelumnya, tapi mungkin aku yang belum dapat info tersebut. 

Rapat pun langsung dimulai dan dipimpin langsung oleh ayah tercinta. Beliau membuka rapat dengan memberitahu bahwa kita akan mulai puasa esok hari, rabu 10 Juli 2013. Kemudian, ayah melanjutkan dengan pertanyaan “target khatam quran berapa kali?” pada masing-masing anggota keluarga. Pertanyaan dilontarkan dari anggota termuda hingga ke yang paling tua. Memang, setiap pertanyaan / pembagian tugas yang diajukan pasti ditawarkan ke yang termuda dahulu agar mereka bisa memilih lebih leluasa. 
Oohh, Ada yang tertinggal, bagian notulen rapat kali ini dipegang oleh adik laki-laki terdekat dengan ku, karena kebetulan dia sedang buka laptop. Notulen rapat ini selalu ada karena nanti hasil rapat pasti di print out dan ditempel di ruang perpus. 

Skip sebentar... lanjut. Dari yang paling muda, sampai yang paling tua semua kebagian ditanya dan semua pun satu persatu harus menjawab. Dan pertanyaan tersebut tidak berpindah jika anggota yang ditanya belum memberikan jawaban. Saat adik terkecil ditanya, ibu pun berkomentar “tahun lalu kan kamu Cuma sekali, sekarang harus lebih banyak”. Akhirnya si kecil pun dengan setengah semangat dia jawab “yaudah deh, aku targetnya 2x”. Lalu pertanyaan berlanjut ke abang-abang dan kakak-kakak nya. Ada yang punya target 3x, 5x, dsb. Giliran ku ditanya, aku menjawab “aku targetnya 1x khatam terjemahannya”. Aku jawab itu karena agak miris juga ketika orang tua kita setiap hari bergelut dengan dunia alquran tapi aku sebagai anaknya belum tahu betul apa itu isi alquran karena memang belum pernah membaca seluruh terjemahan isi alquran, lebih miris lagi karena ayah ku lulusan tafsir quran dari salah satu universitas di riyadh, arab saudi. 

Akhirnya, sampailah pertanyaan tersebut pada ibu ku “umi mau khatam berapa kali?”. Ibu menjawab, “10x, umi udah biasa segitu”. Waw! Beliau memang selalu no. 1 kalo tilawah di bulan ramadhan. Saya tahu betul hal itu, karena dulu pernah umroh ramadhan bareng ibu dan selama perjalanan di pesawat saja (kira-kira 9 jam) dia bisa selesai setengah alquran lebih. Jelas saja target 10x khatam itu bisa dikejar. Apa lagi memang beliau tilawahnya cukup cepat. 

Setelah pertnyaan tentang target khatam quran selesai, maka pembahasan rapat pun beralih pada pembagian tugas membersihkan rumah. Karena rumah kita cukup luas, terutama halaman depan dan belakangnya, dan juga anggota keluarga kita banya, jadi pembagian tugas membersihkan area rumah ini sudah menjadi rutinitas. Anggota keluarga yang aktif ada di rumah berjumlah 8 orang. 6 anak, 5 laki-laki, 1 perempuan, ayah dan ibu. Area rumah pun dibagi 8, dari mulai halaman depan bagian kiri, halaman depan bagian kanan, halaman belakang, halaman samping / garasi mobil, rumah bagian depan, rumah bagian belakang, dapur (karena ruang paling banyak aktivitas yang menyebabkan kotor, dari mulai piring bekas makan, alat2 bekas masak, pintu keluar samping, dsb), ruang perpustakaan (karena ruang yang paling sering disinggahi tamu / untuk acara pengajian, juga ruang keluarga). 

Nah, semua anggota kebagian satu area dari 8 area tersebut. Seperti biasa, tawaran diberikan pada yang termuda dulu. Si kecil pun memilih yang ter-ringan, halaman depan bagian kiri. Lalu berlanjut ke semua anggota lainnya. saya pun ambil bagian rumah depan. Biasanya yang komplain adalah yang dapat bagian dapur, karena kerjaannya banyak. Hehehe. 

Selanjutnya, tugas memakmurkan masjid dekat rumah. Ada yang bagian azan subuh, azan zuhur azar, maghrib dan isya, serta imam sholat untuk subuh, maghrib, dan isya. Semua kebagian satu persatu. Si kecil bagian azan zuhur dan asar, sedangkan aku ambil bagian imam sholat isya. 

Setelah pembagian tugas selesai, rapat ditutup dengan pemberian arahan dari ayah selama bulan ramadhan. Ada 5 poin yang jadi arahan beliau. 

Puasa semuanya harus full. Toleransi puasa Cuma boleh bagi yang sakit keras, lalu ayah bertanya pada kita semua “semuanya sehat kan?”. Kita hanya menjawab dengan senyuman pertanda harus siap puasa baik si kecil maupun abang-abang dan kakaknya. 

Sholat wajib tidak boleh ditinggal. Aktivitas-aktivitas kita harus menyesuaikan sama jadwal sholat, jangan sholat wajib yang dikorbanin, tapi aktivitas kita yang dikorbanin. Selain sholat, kegiatan apa aja boleh ditinggal tapi kalau sholat tidak boleh ditinggal. Bagi yang laki, sholatnya harus tepat waktu, berjamaah, dan di masjid. “Misalnya nih, kita baru selesai kerja malam hari terus subuhnya jadi telat, nah itu berarti kita mengorbankan sholat. Harusnya kerja nya kita cepetin, jangan pulang malem biar bisa segera istirahat agar subuhnya ga telat”. Begitu kata ayah. “Abi aja, abis isya udah tidur, ntar jam 2 bangun tahajjud, lanjut subuh, badan seger sholat wajib enggak telat”. Begitu ayah menutup poin kedua ini. 
Memang, kalau untuk urusan sholat wajib ayah selalu ketat dan tegas, zero tollerance dah. 

Membaca alquran dan terjemahannya. “Target-target yang sudah disusun harus dikejar, jangan ditunda. Kalau yang 2x khatam, berarti sehari harus minimal 2 juz, jangan sampai kurang, kalau bisa lebih. Biar bisa jaga-jaga kalau sakit, jadi target nya tetep ga meleset”. 

Banyak memberi dan sedikit menerima. ”Ramadhan kan bulan sedekah, keluarin dah tuh duit, makanan, dibagi-bagiin. Kalau ga ada duit, nolongin orang juga bisa, membantu meringankan orang lain. Jangan banyakain minta”. 

Jangan suka marah/ngambek dan jangan memancing orang marah / ngambek. Waktu ayah menyampaikan poin ini. Si adik kecil nyeletuk “emang, paling ga enak tuh di omelin mulu”. Hehehe, kita semua hanya tertawa karena dia yang terkecil mungkin sering kena omel abang-abang dan kakaknya. 
Setelah arahan tersebut selesai, rapat pun ditutup dengan notulen membacakan kesimpulan dan hasil rapat. 

Sebagai penutup, saya teringat kisah Rasulullah SAW ketika ingin menghadapi perang terdahsyat dalam sejarah ummat islam yaitu perang uhud. Perang dimana beliau mempertaruhkan kota madinah, kota yang telah dibangun dengan sedemikian model terbaik dalam islam, untuk diperebutkan pada kaum kafir quraisy. Beberapa saat sebelum perang, rasul mengumpulkan seluruh jajaran sahabat, terutama para ahli perang. Beliau “mengkonsolidasikan strategi” perang apakah ingin bertahan di madinah atau menyerang ke luar madinah, dsb. Strategi tersebut dibahas begitu sengit tapi tetap khidmat. Itu semua dilakukan beliau untuk men-sukseskan misi besar mempertahankan kota islam madinah. Begitu lah rasul, demi misi besar beliau perlu meng-konsolidasikan strateginya agar misi utama beliau sukses. Demikian juga kita, alangkah baiknya jika kita mencontoh beliau, untuk mengkonsolidasikan strategi kita menghadapi misi besar, yaitu menjadi orang yang lebih bertaqwa dalam bulan ramadhan. 

Sahabat, Mari kita susun target-target / strategi ibadah kita di bulan suci ini, agar bulan penuh berkah ini tidak lewat begitu saja. Sehingga tujuan yang Allah inginkan agar hambanya menjadi hamba yang bertaqw bisa terwujud. Ibadah di bulan ini harus bisa kita special kan karena memang banyak ke-special-an di bulan ini, kalau game itu banyak check points nya. Jangan sampai kelewat. Semua ibadah dilipat gandakan berkali-kali lipat. Yang amalan sunnah bernilai seperti amalan wajib, yang wajib berlipat-lipat bisa ratusan kali. Jangan sampai kemuliaan tersebut tidak kita manfaatkan, tidak kita maksimalkan, apalagi kalau sampai ibadah kita “sama saja dengan bulan lainnya”. Astaghfirulllah. 

Ayo kita susun target sebaik-baiknya, dan kita maksimalkan upaya kita untuk merealisasikannya. Paling tidak, 1 parameter target kita sukses adalah: jika target ibadah di ramadhan tahun ini lebih baik dari ramadhan tahun lalu. Kalau tahun kemaren hanya khatam quran 2x, sekarang harus bisa 3x, dan seterusnya. 

Semoga Allah persiapkan kita menjadi hambanya yang bertaqwa di bulan penuh berkah ini, dan Semoga ramadhan kali ini menjadi ramadhan terbaik bagi kita semua. Aaamiin. 

(muh) 
Serpong, 9 Juli 2013 

Peduli Kerabat Dan Saudara

Rabu kemaren, sekitar seminggu sebelum ramadhan, kami semua (anak-anak) yang sedang ada di rumah di panggil ayah untuk berkumpul di teras belakang rumah. Saat semua sudah berkumpul, ayah pun angkat bicara “ini kan sudah mau masuk ramadhan. Nah kalau abi ada rezeki kan biasanya kita bagi-bagi sembako ke sodara-sodara deket yang di bangka, di kalibata, citayam, dsb. Juga buat ustadz-ustadz yang pengorbanannya besar”. Sambil mengambil sehelai kertas dan pulpen, beliau melanjutkan “kalau tahun lalu kan kita bagiin beras, tapi kalau beras bawanya berat, sekarang abi mau bagiin sembako aja”. 

Hari itu kebetulan di rumah hanya ada aku, dan 1 adik laki-laki dan 1 adik perempuan yang keduanya tepat berada di bawah ku. Ayah pun memberitahukan bahwa budget setiap orang sekitar 150 ribu-an, lebih sedikit tidak masalah. Akhirnya, kami pun berunding sembako apa saja yang akan dibeli. Kata ayah, syarat sembako tersebut adalah bahan yang sering dibutuhkan saat berpuasa dan bahan nya berkualitas, yang bagus. Ada 8 item yang telah kami putuskan yaitu: mie 1 dus, gula 1 kg, minyak goreng 2L, sarden ukuran besar 1 kaleng, susu cair 1 kaleng, teh 1 kotak, kecap ukurang sedang, dan saos ukuran besar. Semua barang tersebut sudah dicatat rapih oleh adik perempuan ku karena saat itu kebetulan beliau yang ditunjuk sebagai notulen rapat. 

Setelah pemilihan barang semobako sudah selesai, ayah melanjutkan bahasannya yaitu daftar saudara yang akan diberikan. Nah, mulai lah kita me-list semua saudara yang kita ingat baik dari saudara pihak ayah dan pihak ibu. Dari mulai nenek, saudara kandung, paman, bibi, teman dekat ayah, dan tak lupa daftar ustadz-ustadz. Setelah selesai di tulis, ternyata semuanya berjumlah 52 orang. Kata ayah “nanti belinya lebihin jadi 55, biar nenek tambahin sisa kuota itu, barangkali ada sodara yang belum kesebut”. 

Setelah selesai pembahasan, uang pun dikasih ayah sekitar 10 juta dan kita langsung membeli barang-barang tersebut dan menuju ke lokasi utama untuk penyerahan yaitu di rumah nenek di bangka, mampang, jakarta selatan. Karena memang mayoritas saudara yang akan diberikan sembako ada disana. 

Diakhir rapat, ayah menyampaikan pesannya pada kita semua bahwa: 
Kita harus peduli sama saudara-saudara kita. Karena kalau kita peduli sama saudara, mereka akan mendoakan kita, mereka akan inget kita terus, dan mereka juga akan peduli sama kita. orang itu tidak melihat isi yang kita kasihkan tapi yang dia lihat siapa yang kasih? Walaupun yang kita kasih ga seberapa, Cuma sembako doang, orang akan inget kita terus, di doain sama mereka. 

Kalau kita memberi sesuatu ke orang, orang itu merasa seneng, bahagia. Dia tidak peduli yang dikasih apaan, walaupun Cuma sembako yang harganya enggak seberapa tapi mereka akan senang. Nah, kebiasaan kita menyenangkan orang lain, terutama saudara sendiri, jangan sampai putus. 
Dengan kita peduli sama saudara, kita jadi kenal saudara kita. Mereka ada dimana, namanya siapa, kondisinya gimana? Dsb. Jadi kita semakin kenal siapa saudara kita dan saudara kita juga makin kenal siapa kita. Dan ternyata saudara kita banyak ya... hehehe. 

Menjelang ramadhan, terutama selama ramadhan, biasain keluarin duit untuk infaq. Jangan disimpen aja buat mudik, apalagi buat belanja lebaran. Infaq in ke orang, kasih ke saudara-saudara. Selama kita ada rezeki, kita harus ingat sama saudara. Walaupun kita sudah cukup jauh tinggalnya dari saudara-saudara tapi tetep kebiasaan peduli dan infaq terutama saat ramadhan ini jangan sampai putus 

Akhirnya, sekitar jam 10 lewat kami berangkat dari serpong untuk belanja, lalu dilanjutkan bagi-bagi sembako di daerah bangka, mampang, kalibata, dan terakhir di cawang. Alhamdulillah, jam 10 lewat malam hari kita sudah kembali ke rumah. Banyak hikmah yang saya dapat dari kebiasaan ayah peduli pada saudara menjelang ramadhan ini, saya jadi makin kenal sama saudara kita, makin tahu bagaimana kondisi mereka, dsb. Semoga Allah memberikan keberkahan pada kita semua, memberikan keistiqomahan agar terus peduli dengan sesama nya, dan semoga Allah berikan kita rezeki agar kelak kita maksimalkan untuk berinfaq di jalanNya. Aamiin,,. 

Sebagai penutup, saya jadi teringat salah satu ayat di surat Al-Baqoroh tepatnya ayat 177, yang mengupas tentang kebaikan. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa “... akan tetapi kebaikan adalah siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, al-quran, para nabi, dan memberikan harta yang ia cintai pada kerabat dekat, anak yatim, orang miskin....”. dalam ayat tersebut dijelaskan betapa prioritasnya kita memberikan apa yang kita cintai kepada kerabat dekat kita, termasuk saudara-saudara dekat, bahkan dalam ayat tersebut kerabat dekat disebutkan lebih dahulu dari anak yatik dan orang miskin. Itu berarti semakin prioritasnya semakin besar. Jangan sampai kerabat dekat kita tidak merasakan manfaat adanya kita, apalagi kalau sampai mereka berujar “dia mah inget kita kalo susahnya aja”. Astaghfirullah, semoga kita tidak termasuk kategori tersebut. 

Di bulan ramadhan ini, mari kita koreksi diri kita, kita ingat-ingat kembali sahabat-sahabat kita, saudara-saudara kita, apakah masih ada dari mereka yang kesulitan melaksanakan ibadah ramadhan karena keterbatasan rezekinya. Jika masih ada, segera kita menjadi orang pertama yang bergegas membantu mereka, walau mungkin nilainya tak seberapa tapi orang tersebut akan merasakan bahagia bukan main jika kita sebagai orang dekatnya begitu peduli. 

Semoga Allah menjadikan ramadhan tahun ini sebagai ramadhan terbaik bagi kita, terlebih lagi dalam hal peduli pada kerabat dekat. Aamiin. 

(muh) 
Serpong, 9 Juli 2013

Kembali....

alhamdulillah, setelah sekian lama vakum dari dunia blog, sekarang sudah bisa on lagi. dan, sebenarnya sudah banyak tulisan-tulisan yang mau di update ke dalam blog tapi entah kenapa belum pernah sempat. insyaallah dalam waktu dekat akan saya post kan lagi tulisan-tulisan terbaru (sudah lama sih, tapi belum pernah di post ke blog) yang sudah saya post ke facebook.

tulisan-tulisan tersebut seputar inspirasi yang saya dapatkan selama bulan ramadhan tahun lalu, dan semoga bisa memberi inspirasi bagi yang lainnya.

check this out