Senin, 23 Mei 2011

Inspirasi Sore Ini

Ada sesuatu yang aneh saat aku masbuk sholat di masjid pesantren putri DQ. Kok, tidak biasanya jama’ah putra yang sholat di masjid putri banyak, biasanya hanya maksimal 5 ikhwan. Ternyata sore ini ada kunjungan dari rombongan DR. Khalid dan kawan-kawannya yang berasal dari arab saudi dan suriah. Walaupun sekedar memberikan taujih plus kunjungan tapi itu benar-benar memberi semangat para santri, salah satunya karena ada hadiah juga dari beliau. Ya, beliau (DR. Khalid) memang cukup sering ke pesantren ini karena memang beliau salah satu muhsinin, pendiri dan sumbangsih terbesar untuk pesantren ini. Mereka ibarat tamu luar biasa, dijamu dengan ramah, ramai, dan pastinya semua dengan bahasa arab.

Ada beberapa pesan yang beliau dan rombongan sampaikan dalam taujihnya. Mungkin bisa kita ambil hikmahnya untuk diteladani dan di amalkan. Sebenarnya disampaikan dalam bahasa arab tapi alhamdulillah ada Ust yang menerjemahkan, jadi aku paham betul apa yang disampaikan.

Hal yang pertama beliau sampaikan ialah, bahwa semua yang hadir disini ialah para du’at yang mulia. Kenapa mulia, karena mereka setiap harinya tidak pernah jauh dari Al-Quran. Pagi, siang, sore, hingga malam selalu ditemani dengan Al-Quran. Dari mulai membaca, menghafal, muraja’ah, hingga mentadabburi isinya. Fa man yuridillahu bihi khoiron, yufaqqihhu fiddin. Barang siapa yang menghendaki kebaikan niscaya akan diberi kepahaman agama. Mereka adalah orang-orang yang selalu diisi hari-harinya dengan kebaikan menuntut ilmu. Saya bergeming dalam hati dan berkata ‘benar juga ya’, bayangkan saja kegiatan santri dari mulai bangun pagi, qiyamullail, sholat shubuh, ceramah, tahfiz (hafalan), sekolah, setelah istirahat siang tahfiz lagi sore hari kemudian riyadhoh sore hari, ba’da maghrib muroja’ah, ba’da isya belajar. Sungguh hari-hari mereka penuh dengan aktivitas menuntut ilmu Al-Quran. Ya, berbahagialah orang-orang ini, karena mereka akan dipersiapkan untuk da’i-da’i qur’ani yang siap terjun ke masyarakat nantinya.

Alhamdulillah pesantren ini sudah berkembang cukup besar padahal baru berdiri tahun lalu untuk putri dan empat tahun lalu untuk putra. Diawalnya putra hanya 20 orang kini sudah hampir 300 orang. Di putri alhamdulillah angkatan pertama berjumlah 64 orang. Beliau menyampaikan bahwa, semua hasil itu pasti berkaitan dengan usaha. Semua yang kita dapat atau terima itu sesuai dengan usaha kita. Pesantren yang sudah cukup besar ini pun karena usaha nya yang besar pula, sehingga beliau menekankan kepada para santriwati agar belajar sungguh-sungguh agar nanti menuai hasil yang memuaskan pula. Bahkan salah satu ustazah yang ikut dalam rombongan beliau menyampaikan, dia punya pesantren di Suriah yang dulu awalnya hanya berjumlah 65 santriwati. Tapi sekarang jumlahnya sudah 4000 santri yang setiap tahunnya mewisuda 60 orang Hafizhah dan mereka semua siap menjadi ustazah dan mengabdi untuk Al-Quran. Luar biasa, Subhanallah. Padahal mencari ustazah yang Hafizhah itu sangat sulit, langka. Dan, walaupun ustazah ini menikah di usia 18 tahun tapi saat ini beliau sudah bergelar DR, menyelesaikan S3. Semoga kita bisa meneladani semangat juang beliau dalam mengabdi pada Al-Quran dan dalam menuntut ilmu.

Pada taujihnya yang terakhir, beliau mengutip perkataannya imam syafi’i ‘kullunas zhulman illa majalisul ulama’. Semua manusia itu termasuk zhalim kecuali majelis-majelis ilmu. Belajarlah dari lahir sampai liang lahat atau kita sering mendengar minal mahdi ila llahdi. Beliau benar-benar menekankan agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu menuntut ilmu Al-Quran. Dalam sebuah hadist shohih dikatakan “khoirukum man ta’allamal Al-Quran wa ‘allamahu”. Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.

Iqro’ wartaq fainna manzilataka ‘inda akhiri ayatin. Bacalah dan naiklah (setiap ayat yang kamu baca), karena sesunguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat (yang kau baca). Begitulah hadist yang menjelaskan kita saat diakhirat nanti, derajat orang itu bergantung sama jumlah hafalannya. Semakin banyak hafalannya semakin tinggi derajatnya. Semakin banyak ayat yang dibaca akan semakin meningkat tangga/tingkatan di surga nanti. Betapa Allah memuliakan para penghafal quran. Makadari itu, hafalkanlah Al-Quran walaupun sedikit saja. Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan, apabila seorang anak hafal Al-Quran maka diakhirat nanti akan dipasangkan kepada kedua orang tuanya mahkota yang cahanyanya lebih terang daripada sinar matahari. Mungkin dengan menghafal Al-Quran ini menjadi salah satu bentuk pengabdian kita kepada orang tua kita. Oleh karenanya sangat penting bagi seorang muslim untuk menghafal Al-Quran.

Aku teringat saat di LDK dulu, salah satu syarat menjadi ketua LDK ialah hafal juz 30. Banyak yang bingung dengan syarat ini karena memang cukup berat bagi mahasiswa PTN. Aku mencari-cari alasan, mungkin karena alasan hafalan itulah orang bisa dimuliakan, dita’ati, dan disegani oleh yang lainnya. Dan berbahagialah kawan-kawan ku waktu di LDK dulu, karena setiap kegiatan kaderisasinya kita diwajibkan untuk menghafal beberapa surat dan hadist. Semoga itu menjadi amal baik kita agar di akhirat kelak kita diberikan derajat yang tinggi oleh Allah. Dan bersenanglah kawanku, karena dalam jama’ah ini sangat memperhatikan kondisi ruhiyah kita terutama tilawatil quran. Selalu ditekankan untuk para aktivis agar kita tilawah minimal satu juz setiap harinya. Ini semua, agar kita termasuk manusia terbaik, baik didunia maupun di akhirat. Amin.

Selamat, membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi, dan mengajarkan Al-Quran.
Semoga bermanfaat.

Spirit Tonight

I want to live my life to the absolute fullest
To open my eyes to be all I can be
To travel roads not taken, to meet faces unknown
To feel the wind, to touch the stars
I promise to discover myself
To stand tall with greatness
To chase down and catch every dream
life is an adventure

ada yang pernah liat iklan Nutrilon? Menurutku ini iklan yang cukup luar biasa, dari kata-katanya menyimpan pesan berharga kepada para pendengar/konsumennya. Walaupun secara eksplisit dia tidak mempromosikan produknya (tidak seperti kebanyakan iklan lainnya). Sampai-sampai aku cari teks nya dan coba download videonya.

Coba dibaca benar-benar dan dengan diresapi maknanya. Pesan yang luar biasa, menginspirasi. Memberi semangat buat kita para pemuda indonesia, ya begitulah gambaran hidup pemuda. tidak menyiakan hidupnya, ingin hidup sepenuhnya dengan mutlak. Ingin membuka wacana agar mendapatkan apa yang diinginkan walaupun keinginan itu setinggi bintang. Mengarungi jalan terjal yang mungkin tak pernah diketahui dan bertemu dengan orang yang belum dikenal untuk mengenal jati dirinya. Sehingga mampu berdiri tegak dengan kebesaran yang didapatnya. Tak henti-hentinya memotivasi pemuda agar terus mengejar mimpi. Karena hidup adalah pengalaman berharga.

Kira-kira seperti itulah aku memaknainya. Sungguh luar biasa, membangkitkan semangat untuk terus berprestasi, untuk terus berusaha menggapai cita dan keinginannya. Ingatlah, bahwa prestasi tak akan ditemui tanpa didahului oleh mimpi. Dan ketahuilah kawan, hidup ini tak akan berharga tanpa adanya mimpi. Teruslah bermimpi dan berusaha mengejar mimpimu. Agar hidupmu berprestasi, agar hidupmu lebih berharga.

Jadi teringat video nya Mas Danang IPB. Begitu membangkitkan semangat berprestasi dan bercita-cita tinggi. Dan dia tegaskan bahwa cita-cita itu bukan tulisan dan mimpi belaka. Mimpi adalah angan-angan yang siap menjadi kenyataan, bayangan yang siap menjadi realita, dan mimpi adalah penentu prestasi.

Aku pun bersemangat kembali ditengah penat dan panik nya mengerjakan Tugas Akhir yang tak kunjung selesai. Semoga bisa menyemangati dan membangkitkan emosi untuk terus berprestasi dan menggapai cita-cita tertinggi. Yakinlah, apa yang kita kerjakan, sekecil apapun itu, adalah bagian dari langkah untuk mengejar mimpi kita. Teruslah hidup bermanfaat dan bersemangat, kawan...!

Semoga itu juga engkau rasakan, kawan...!
Sukses untuk semua...

Rabu, 18 Mei 2011

Termasuk Dimanakah Kita?

Alhamdulillah disore yang sejuk ini kita semua masih diberi kesempatan hidup, menghirup kenikmatan udara yang selalu Allah berikan secara Cuma-Cuma untuk kita. Begitu pula denganku, syukur luar biasa selalu kupanjatkan kepadaMu apalagi dengan turunnya nikmat hujan sore ini, di ponpes Darul Quran putri, Serpong.
Kali ini saya akan mengutip atau lebih tepatynya menyimpulkan tulisan-tulisan dari untaian kata-kata mulia dari Imam Syahid Hasan Al-Banna yang disarikan dari buku Majmu’atur Rasail.
Imam Syahid membagi manusia atau ummat yang diinginkan kedalam empat golongan. insyaAllah akan kita kaji satu persatu sehingga kita akan mengetahui, termasuk dimanakah diri kita ini?
Golongan pertama ialah ‘Mukmin’. Gololongan ini ialah ibarat para Sahabat ketika di zaman Rasul SAW dahulu. Mereka ialah orang-orang yang mendapatkan hidayah dari Allah, kemudian beriman atas risalah yang disampaikan, dan beramal melalui jihad-jihad dakwahnya dijalan Allah. Ya, golongan ini ialah golongan yang tidak hanya beriman saja tapi orang-orang yang memberikan amal nya secara maksimal setelah ia mengimani atau mendapat hidayah. Karena iman tidak akan punya arti tanpa amal dan akidah tidak akan memiliki faedah jika tidak mendorong penganutnya untuk merealisasikan dan berkorban dijalanNya. Ibarat aktivis dakwah, mungkin meraka termasuk orang-orang yang katanya ‘itu-itu terus yang keliatan’, yang memiliki komitmen tinggi dalm jalan dakwah karena mereka bukan orang apatis yang berpikir untuk mundur tapi mereka lah yang berpikir bagaimana agar kader-kader terjaga dan tidak mudah futur. Mereka adalah panji-panji tinggi dalam dakwah karena sekian periode membuktikan konsistensinya sehingga mereka adalah orang-orang yang lolos dalam seleksi alam dalam menggembleng kader dakwah. Semoga Allah memberi hidayah pada kita dan meridhoi apa yang kita lakukan agar jumlah para Mujahid dan mujahidah dalam dakwah ini semakin banyak dan tidak ada habis-habisnya, Amin.
Yang kedua ialah ‘Orang Ragu’. Mungkin orang ini ialah orang yang belum begitu mengenal jalan kami, belum terlalu mengenal makna keikhlasan dan manfaat dari jalan ini. Orang ini memang tidak terlalu banyak dan cara yang cukup ampuh mengatasi orang-orang seperti ini adalah dengan tetap kita jaga hubungan baik dengan mereka serta sesekali kita ajak emreka untuk sekedar mengikuti nasihat-nasihat saat ta’lim atau diajak ikut kajian-kajian serta secara perlahan dikenalkan dan diajak untuk mengikuti pertemuan atau agenda-agenda liqo kita. Kalau saya ibaratkan, kategori orang ini ialah orang yang terkadang terlihat dijalan dakwah dan kadang menghilang, walaupun sebenarnya lebih sering menghilangnya. Mereka hanya butuh sedikit polesan dan gembelengan agar menjadi mujahid-mujahid yang militan bukan meletan. Satu hal yang penting untuk orang-orang dalam kategori ini, mereka harus percaya pada jalan ini bahwa jalan inilah yang memberi manfaat dunia dan akhirat. Manfaat dunia karena telah menjaga diri ini untuk tetap istiqomah dalam bermunajat kepada Rabb dan karena setiap apa yang kita kerjakan berlandaskan niat berjuang dan berjihad dijalanNya sehingga apapun akan mendapatkan pahala dan ganjaran dariNya. Karena dakwah kita termasuk jihad dijalanNya.
Golongan ketiga ialah ‘Orang Oportunis’. Orang yang masuk dalam kategori ini ialah orang yang hanya ingin memberi dukungan, itupun kalo ada manfaat yang bisa mereka ambil. Bisa dibilang mereka mengharap sesuatu dari kita entah itu materiil dan non materiil. Padahal tidak akan ada sesuatu yang kami harapkan di jalan Ini melainkan keridhoan dariNya, pahal yang berlipat dariNya, sebagaimana kita menerapkan ikhlas dalam beramal. Bahkan imam syahid mengatakan ‘kami adalah orang-orang yang tidak mempunyai popularitas dan miskinnharta, urusan kami hanyalah mengorbankan apa yang ada pada kami dan mengerahkan semua yang ada ditangan kami’. Dalam jalan ini, mungkin mereka termasuk kategori simpatisan, atau orang-orang yang simpati apabila melihat kebaikan kami dan begitu mudahnya pula iya menjelekkan kami jika ada sedikit kesalahan yang terlihat. Tidak ada jaminan kesetiaan sedikitpun dari mereka. Mereka hanya bagian dari dampak kecil usaha dakwah kita, tidak lebih dari itu. Kita berdoa semoga Allah memberi mereka jalan agar bisa bergabung lebih dekat dengan kita, sehingga akan menambah amunisi Mujahid Islam.
Dan yang terakhir ialah ‘Orang Arogan’. Setiap pertandingan pasti ada musuh dan jagoan. Jika kita diibaratkan sebagai jagoan, maka golongan inilah yang termasuk musuh kita. Ya, mereka adalah orang-orang yang tidak bisa melehat kami melainkan dengan kacamata hitam, sehingga semua yang terlihat akan jadi hitam dan menjelek-jelekkan kita, meskipun mereka satu aqidah dengan kita. Tapi mereka bukan orang-orang yang kita benci, melainkan kita pun mencintainya dan berharap mereka bisa ikut dalam jalan kami, mengikuti ajaran islam yang menyeluruh dan ikut berjuang bersama kami. Mungkin tak banyak yang kita usahakan, minimal mendo’akannya agar Allah akan memberinya hidayah. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Qashash: 56. ‘sesungguhnya, kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada siapa yang kemu suka, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki’.
Semua kategori itu akan selalu kita temui dalam kperjalanan dakwah kita, baik dakwah kampus ataupun dakwah masyarakat. Tinggal kita tentukan orientasi atau tujuan kita berada dalam jalan Ini, seandainya tujuan kita benar insyaAllah kita akan termasuk kategori oertama, Mukmin. Yang telah mendapat hidayah dariNya dengan keimanan kita, dan membuktikan keimanan itu dengan Amal yang maksimal, dengan mengeluarkan segala potensi yang kita miliki untuk kemenangan dakwah ini. Semoga Allah meridhoi apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan. Amin.
Sebagai penutup, saya akan mengutip wawancara seorang wartawan kepada Imam Syahid ketika beliau ditanya siapa dirimu? Lalu Imam menjawab,
aku adalah pengembara yang mencari hakikat, manusia yang mencari makna kemanusiaan ditengah masyarakat, warga negara yang menginginkan agar ummatnya mendapat kemuliaan dan kehidupan yang baik dibawah naungan islam. Aku adalah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasianya, kemudian berseru, ‘sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagiNya. Dengan itulah aku diperintah, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri’.
Lalu Imam syahid menutup jawabannya dengan mengatakan,
Inilah Aku, lantas siapa Kamu?.
Pertanyaan tersebut bukan hanya berlalu bagi wartawan itu saja, melainkan berlaku bagi kita pula. Berlaku bagi para manusia yang mengaku aktivis dakwah, atau yang mengaku muslim, ataupun yang mengaku telah mengambil sedikit dari Nikmat yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
QS. Fushshilat: 30
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk kita semua, untuk terus berkontribusi tak kenal lelah di jalan Ini. Jalan yang telah menjaga kedekatan kami dengan Rabb kami, jalan yang selalu mengingatkan kami dikala lelah berkontribusi, jalan selalu ada ganjaran dariNya untuk bekal akhirat kelak, jalan yang telah diwariskan oleh para nabi dan RasulNya. Semoga kita selalu istiqomah berada dijalan Ini.
Ku persembahkan tulisan ini kepada para pejuang dakwah angkatan 2009 dan 2010. Perjalanan kalian masih sangat panjang, buatlah ceritan indah di jalan ini dengan pengorbanan terbesar yang akan kita lakukan. Ingatlah, kalian semua adalah ummat terbaik (QS.3:110). Semoga kita dapat meneladani para pendahulu ummat ini yang telah mempertaruhkan harta, jiwa,dan segala yang dimilikinya untuk Islam yang mulia.
Salam Semangat dan Istiqomah,..

DQ Serpong 05:02 pm
Senin 16 Mei 2011

Ku Berharap Suatu Hari Nanti....

Entah mengapa malam ini aku terpikir untuk menulis dan rasanya ingin menyampaikan sesuatu kepada sahabat-sahabatku nan jauh disana, di kampus tercinta, yang sedang berjuang di jalan Dakwah. Semoga Allah selalu melindungi kita semua.
Jam menunjukkan pukul 23:55, lagi-lagi aku masih terbangun ditengah malam. Entah mengapa belum bisa memejamkan mata, padahal hari ini agenda cukup padat. Aku harus berkunjung ke kampus UI Salemba untuk bimbingan ke salah satu dosen dan beliau pembimbing TA ku di perusahaan. Mungkin sekaligus aku ikut kuliah beliau dan tak lupa pula keliling kampus sekedar untuk melihat kampus tua, yang katanya sebagai cikal bakal kampus UI depok saat ini. Lelah hari ini pun ku tutup dengan menonton TV dengan sedikit hidangan mie rebus buatan sendiri, kebetulan Jakarta sedang diguyur hujan. Sangat nikmat.

Baru saja aku ingin memejamkan mata dan menyetel alarm, ternyata ada 3 SMS yang telah masuk dari tadi dan belum kubaca. Salah satu SMS tersebut dari sahabatku mantan PH JMMI 1011, beliau ingin meminta masukan untuk akhwat di ITS terutama di JMMI dan mungkin juga untuk beliau, sebagai bahan introspeksi. Sebenarnya SMS ini cukup berat bagiku untuk dijawab tapi ternyata gara-gara SMS tersebut aku pun terbangun dan terbersit keinginan menulis sesuatu untuk sahabat-sahabat nan jauh disana. Semoga saja bermanfaat.

Tak banyak yang ingin kusampaikan masalah akhwat, ataupun masalah kewanitaan. Apa lagi kalau akhwat JMMI mendengar omonganku, pasti mereka pun acuh tak acuh karena mereka mungkin sudah bosan dengan berbagai ‘sindiran’ yang mungkin menggores hati mereka. Semoga Allah memaafkan hamba. Tapi walaupun aku bukan PH lagi dan juga bukan DPP JMMI, tetap saja ada keinginan hati untuk menyampaikan apa yang sebenarnya ingin kusampaikan, walaupun sudah tersampaikan sejak lama, mungkin belum dipahami atau mungkin penyampaiannya belum tepat atau tidak dengan cara yang baik. Semoga lewat tulisan ini, menjadi cara terbaik ku dalam menyampaikan bagian dari perbaikan dakwah.

Hanya ada dua hal yang ingin aku sampaikan kepada para wanita pengemban dakwah di kampus tercinta ITS, akhwat. Pertama, akhwat itu harus menunjukkan semangatnya dalam membawa misi perubahan dakwah ke arah yang lebih baik, karena kalau akhwatnya saja tidak bersemangat, terutama PH nya, bagaimana mungkin ingin menyemangati perempuan lainnya baik itu pengurus JMMI, wajihah lain, atau mungkin para mahasiswi yang akan menjadi objek dakwahnya. Dulu ketika jadi PH saya lebih suka dengan kata-kata ‘POWER’. Ya, akhwat harus menunjukkan powernya. Walaupun kata tersebut mungkin menyimpan banyak kenangan/ lebih tepatnya goresan luka bagi akhwat yang merasa. Tapi, itulah intinya. Akwat harus terlihat semangat, jangan pernah mau kalah dengan ikhwannya. Semangat itu bukan berarti harus fisiknya kuat dan bisa bekerja seperti pekerjaannya ikhwan, bukan itu. Tapi lebih kearah bagaimana akhwat itu memiliki keinginan yang kuat untuk merubah kultur dakwah yang kurang baik, bisa meyakinkan ikhwan ketika syuro bukan hanya menolak tanpa alasan, berani berbicara bila dikasih kesempatan berbicara, tidak saling menunggu dan melempar amanah apalagi taujih, respek terhadap masalah-masalah yang sedang berkembang, punya inisiatif tinggi dalam merealisasikan ide, dan dibuktikan dengan kinerja yang memuaskan atau jelas hasil kerjanya, tidak hanya bersuara tapi dibuktikan dengan realita dan kinerja. Jangan lagi ada kata-kata ‘akhwat itu solutif tapi tidak realistis’. Kata-kata tersebut paling sering terdengar di ikhwan ketika akhwat angkat bicara. Artinya, ide-ide akhwat itu cobalah benar2 dibuktikan bahwa kita itu bisa melakukannya, bukan sekedar ide dan yang mengerjakan nantinya ikhwan saja.

Coba kita teladani shohabiyah Asma’ binti Abu Bakr. Beliau wanita yang luar biasa, tak pernah mengeluh dengan amanahnya yang sangat berat bagi seorang wanita tatkala harus membawa perbekalan makanan bagi ayahnya dan Rasulnya kala bersembunyi di Gua. Setiap pagi dan petang harus naik turun bukit bebatuan, bukan pekerjaan yang mudah tapi Asma’ ketika menyanggupi amanah tersebut benar-benar dibuktikan dengan kesanggupannya walaupun itu berat baginya, karena itulah amanah yang diberikannya saat itu. Tidak hanya bersedia tapi dia buktikan dengan kinerjanya yang istiqomah. Padahal zaman sekarang, tidak ada akhwat yang mendapat amanah tersebut di jalan dakwah ini, tapi cobalah kita teladani semangat dan keistiqomahan Asma’, serta beliau tunjukkan kesediaannya itu dengan kinerja yang luar biasa bagi skala perempuan. Semoga kita bisa meneladani semangat juang beliau, amin.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-Nisaa: 124)

Yang kedua yang ingin saya sampaikan ialah, akhwat harus bisa menunjukkan kelebihannya, bukan kekurangannya. Ingat akhi wa ukhti, akhwat ada itu bukan untuk mempersulit jalan dakwah ini, tapi keberadaan mereka untuk mempermudah dan mempercepat kesuksesan dakwah. Akhwat ada itu bukan untuk membuat ribet aturan syar’i, tapi keberadaannya untuk mempertegas aturan syar’i. akhwat ada itu bukan untuk membuat dakwah semakin ekslusif, tapi membuat dakwah itu lebih menjangkau semua objek terutama wanita. Akhwat ada itu bukan untuk membuat dakwah itu keras dan menyulitkan, tapi ada untuk menghadirkan kelembutan dan kemudahan. Akhwat ada itu bukan sebagai benalu, tapi sebagai bunga yang menebar keharuman untuk sekitarnya. Jangan sampai ada kata-kata ‘ada dan tidaknya akhwat itu sama saja’. Intinya, akhwat itu harus menunjukkan kelebihan yang dimiliki, bukan untuk menampakkan kekurangannya. Karena kita semua sadar bahwa dakwah itu tidak mungkin tanpa wanita, dakwah itu tidak mungkin ikhwan akhwat berjalan sendiri-sendiri padahal qiyadah kita dalam dakwah hanya satu saja, termasuk di JMMI. Begitu pentingnya keberadaan akhwat dalam jalan ini. Ingat ukhti, antunna adalah tiang negara. Maka dari itu bagaimana melihat negara, ya lihatlah wanitanya. Bagaimana melihat ITS, ya lihatlah wanitanya. Bagaimana melihat JMMI, ya lihatlah akhwatnya.

Coba kita pelajari shohabiyah Aisyah binti Abu Bakr, ummul mukminin. Beliau sungguh wanita luar biasa, berkat kecerdasan beliau lahirlah banyak hadist dan bahkan terbanyak dari beliau. Beliau bukan sekedar satu-satu nya istri nabi yang termuda tapi lebih dari itu kemanfaatannya. Banyak memberikan teladan sebagai wanita dan benar-benar keberadaannya itu mebawa manfaat untuk para muslimah hingga saat ini. Beliau benar-benar bisa menunjukkan sisi lebihnya dengan kecerdasannya. Semoga kita, keluarga kita, dan keturunan kita bisa meneladani beliau, amin.

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 71)

Mungkin itu yang sangat ingin kuberikan untuk para wanita yang istiqomah di jalan dakwah ini. Sungguh, bukan untuk melukai hati kalian semua. Dengan segala kelembutan yang kalian miliki, semoga ini menambah sisi kekuatan dakwah muslimah. Sekali lagi, bukan karena hamba ingin melukai atau mungkin memperburuk suasana tapi ingin sekali rasanya bisa berkontribusi untuk perubahan dakwah ini. Karena dakwah kita adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Seandainya aku masih punya waktu seperti dahulu, dikala dakwah kampus masih mendarah daging, ingin sekali berteriak menyampaikan ini semua, dengan harapan agar para akhwat bisa bersemangat dan termotivasi. Seandainya cara tersebut kurang baik, mungkin inilah cara yang tepat dan dengan lembut kusampaikan pesan ini, dengan setulus hati.

Perubahan itu akan ada, selalu ada, dan bangkitlah saudara-saudariku, karena Harapan itu selalu Ada. Ya, ku berharap suatu hari nanti akan ada perubahan besar.

Akhi wa ukhti fillah, jangan pernah kita berpikir apa yang kita lakukan ini sia-sia, sedikitpun, sekecil apapun yang kita lakukan untuk jalan dakwah ini, yakinlah bahwa Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlimpah. Masih ingatkah hadist “Man dalla ‘alal khoiri ka fa’ilihi”, barang siapa yang memberi tau/mengajak kebaikan maka baginya pahala kebaikan (orang-orang yang mengikutinya). Faman ya’mal mitsqoola dzarrotin khoiron yaroh; barangsiapa yang melakukan kebaikan walaupun sebesar atom, maka akan dibalas dengan kebaikan pula. Sekali lagi, akhi wa ukhti fillah, jangan pernah kita berpikir apa yang kita lakukan ini sia-sia, tetap semangat dan istiqomah dalam mengemban amanah dakwah ini.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?." (QS. Fushilat: 33)

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mulia. Para da’i yang terus menerus berusaha membuat diri dan sekitarnyamenjadi lebih baik.

Ahad 1:04 am.
Jakarta, 15 Mei 2011.

Kamis, 12 Mei 2011

Jadi Ikhwan Jangan CENGENG

jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit..
Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan,
kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana?
digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu,
bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt… J

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit SMSan sama akhwat
pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah..
sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya..
yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir..
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir..
Leher saudaranya mau dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat..
Dicari yang mengkilat..
Kalo udah dapet ya tinggal sikat..
Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat..
“Assalammu’alaykum Ukhti, salam ukhuwah..
udah kuliah?
Suka coklat?”
Disambut baik sama ukhti,
mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..
Akhwatnya terpikat..
Mau juga ditraktir secara cepat..
Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat…
yaudah..
langsung TEMBAK CEPAT!
Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..
Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..
Udah pasti dapet laknat..
Duh.. maksiat.. maksiat…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ilmu nggak seberapa hebat..
Udah mengatai Ustadz..
Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..
Baca qur’an tajwid masih perlu banyak ralat..
Lho kok udah berani nuduh ustadz..
Semoga tuh otaknya dikasih sehat..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Status facebook tiap menit ganti..
Isinya tentang isi hati..
Buka-bukaan ngincer si wati..
Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..
Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..
Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..
Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..
Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh..
tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut kebingungan..
Oh kasihan..
Mendingan cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..
Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakain dauroh alasannya segudang..
Semangat cuma pas diajak ke warung padang..
Atau maen game bola sampe begadang..
Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..
Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..
Duh.. berdendang…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan..
hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah..
Hidup sekarang jadinya agak mewah..
Hidup mewah emang sah..
Tapi..
kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang..
Dadaaahhh..
Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..
Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..
Murabbi ikhlas dibikin melongo..
Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..
Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..
Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..

Oh noo…

Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…

Akhi…
banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..
Dimanapun harokahnya…

Akhi..
Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm… Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan… karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan….. dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan… tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi.. yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya.. maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah… ilmu yang kau jadikan ia menjadi…

Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari.. Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama…? Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu.. Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya.. “Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu… Kuatkanlah ikatan kami…”

“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”

“Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.”

“Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”

“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.”

disarikan dari tetangga sebelah...

Selasa, 10 Mei 2011

Teriakan HATI, untuk RDK yang ku NANTI

Kawan, bolehkah aku bercerita sedikit sebagai pembuka tulisan ini?, sekedar untuk melepas teriakan hati ini. semoga bermanfaat untuk kita semua.
Sebenarnya ada satu hal yang aku inginkan ketika lengser dari amanah PH JMMI, yaitu aku ingin sejenak saja lepas dari yang namanya JMMI, sebuah sistem yang telah membesarkanku dan menghabiskan perjalananku hampir 4 tahun dikampus tercinta ITS. Ingin rasanya diri ini plong akan sebuah ikatan dan tanggung jawab barang sejenak saja, tidak mengurusi sana sini, tidak memikirkan ini itu, dan tidak sibuk kesana kemari. Bukan berarti aku ingin berhenti berdakwah tapi masa ini adalah masa tenggang sebelum amanah yang lebih besar datang lagi. Aku ingin sejenak saja fokus pada akademik ku yang lama telah tertinggal. Ya, dialah tanggungan Tugas Akhir ku. 3 bulan sudah tidak aku utak atik TA ini, padahal azzamku sangat bulat sekali, bahwa aku harus lulus semester ini.
Waktu demi waktu berjalan, sepekan sudah aku hidup tanpa embel-embel PH JMMI. Dua hari sudah aku tinggalkan JMMI dengan kembali ke rumah di jakarta, tapi ternyata aku tidak bisa lepas begitu saja. Selalu ada saja jalan Allah yang terus membuat aku berpikir dan merenung untuk kembali memikirkan dan berkontribusi untuk JMMI. Segera aku kembali ke kampus tercinta dan aku merasa punya tanggung jawab untuk transfer apa yang telah kulakukan setahun kemaren untuk saudarakau yang memegang amanah sama sepertiku tahun lalu, transfer peran dan fungsi kelembagaan untuk PH 1112. Aku berpikir, mungkin cukup sudah tugasku sampai disini dan aku bisa segera kembali ke Jakarta untuk ‘melepas diri’, merasa plong sejenak saja. Ternyata TIDAK bisa, hati kecilku berkata: bagaimana Nasib RDK ’32? Bukan kah engkau sangat menginginkan perubahan disana? Karena engkau pun telah merasakan bagaimana perjalanan RDK 31, yang harusnya kau ambil hikmahnya untuk perbaikan RDK 32 kedepan. Ya itulah yang terbayang dalam pikiranku saat ini. Sebenarnya aku punya tekad yang kuat untuk merubah kultur RDK ke arah yang lebih baik dan RDK 32 harus bisa berkontribusi lewat dakwah tulisan. Walaupun sebenarnya ide ini sudah lahir sejak RDK ’31 hampir berakhir, tapi belum bisa direalisasikan.
Aku sadar, bahwa saat ini bukan lagi saatnya aku harus mendampingi SC, bukan lagi saatnya aku sibuk-sibuk membantu SC, bukan lagi saatnya mengarahkan dan mendidik SC, sudah ada yang lebih berhak dan aku tak ingin hak mereka ku rampas. Karena amanah ini seperti roda, setiap orang punya waktunya masing-masing. Kini, kontribusi ku hanya bisa menulis, sms an, dan fb an bareng SC. Ya, tidak lebih dari itu. Semua yang ku berikan hanya berupa informasi dan referensi. Tapi, tetap saja ada keyakinan dalam hati kecil ini, sahabatku (SC) bukanlah orang biasa, mereka adalah orang-orang terpilih dan terhebat dimasanya yang memiliki keinginan kuat sepertiku, ingin merubah nasib RDK kearah yang lebih baik. sekali lagi, aku sangat yakin bahwa hasrat ini pun ada pada diri kalian, panglima tangguh SC RDK ’32.
Ini semua baru awalan saja kawan, masih ada berbulan-bulan kedepan, dan itulah perjuangan yang sebenarnya, saat kalian berjuang merealisasikan apa yang sedang kau bicarakan saat ini. Jika aku ingin, aku pasti BISA. Tanamkan baik-baik kalimat tersebut, karena kalian sedang menjalani apa yang disebutkan dalam QS. Al-Imron: 159, “...wa syawirhum fil amr, fa idza ‘azamta fa tawakkal ‘alallah...”
Sekali lagi, aku hanya bisa berucap “selamat dan semangat berjuang kawan..!, tugas besar telah menanti, tuk membangun kampus MADANI”. Semoga kedepan tradisi perbaikan selalu ada.

KSD pun Harus Berlalu

Kabinet Sinergisitas Dakwah, KSD, ya itulah nama keluargaku di JMMI selama satu periode kepengurusan 2010-2011. Satu tahun kita lalui masa-masa indah bersama mengarungi beratnya medan dakwah, canda, tawa, dan nangis pun menjadi hal biasa yang menemani kita kala itu. Aku pun teringat kembali awal mula adanya kata-kata KSD. Kala itu rapat pertama kalinya PH untuk membahas musyker, entah mengapa tiba-tiba ide kabinet pun muncul dalam benakku, padahal tidak biasanya di JMMI ada kabinet-kabinet layaknya pemerintahan negeri ini. Karena visi kami mengusung sinergisitas maka muncullah di otakku KSD. Hingga akhirnya nama tersebut terkuak dalam Musyker periode kami, dan dibuatlah stiker KSD untuk dibagikan ke seluruh pengurus. Agar nama tersebut benar-benar tertanam dalam jiwa kami.

Musyker pun berlalu dengan sederet agenda dakwah yang tak kunjung henti, bahkan jika dilihat di timeline, terkadang aku ragu, apa benar kita bisa menjalankan ini semua? Bahkan tidak sedikit agenda insidental sebanyak 3 x selama satu pekan. Tak lama setelah Musyker pun kami harus berpisah untuk Kerja Praktek ditempat-tempat yang terpisah jauh. Ada yang di kalimantan, batam, bandung, tanggerang, alhamdulillah masih ada 2 kawan ku yang setia KP di Surabaya agar bisa mendampingi SC RDK 31. Selama KP komunikasi kami benar2 terhambat, tidak up to date, hanya bisa memberi masukan via sms atau email saja. Ya begitulah kami kala itu, hingga saat satu per satu kembali semua pun tersentak kaget, sederet kegiatan RDK 31 menanti bahkan sebagian sudah terlaksana. Masih hangat dalam ingatan ku, kala itu qiyadah kita berganti-ganti, dari mulai akh Refi, kemudian akh Kadiq karena beliau yang stand by di Sekre, kemudian akh amir yang sudah kembali dari KP, hingga aku pun kebagian pula. Hingga akh Refi kembali H-10 Ied. Bahkan pembina kami sampai bingung karena ttd surat berganti-ganti. RDK 31, ya itulah kegiatan perdana kami, dan itulah yang terberat. Banyak suka duka disana, omelah sana-sini sudah menjadi biasa di telinga, bahkan tak jarang PH vs SC selalu terjadi di syuro-syuro kami. Tibalah Ied dan tinggal kami ber 4 di sekre, Asalil, Yusuf, Wisnu, mereka lah yang menemani hari2 gembira ku saat itu. Benar benar gembira walaupun hati sebenarnya menangis, rindu akan keluarga. Baru kali itu aku lebaran Ied tidak bersama keluarga.

RDK, kegiatan terbesar kami pun berlalu tapi bukan berarti tidak ada lagi tantangan di depan. Justru ba’da RDK inilah jati diri KSD yang sebenarnya, tidak ada sepekan pun yang kosong dari agenda JMMI, bahkan salah satu sahabatku pengurus 2009 berkata “waktuku setiap pekan habis dipake oleh JMMI, tidak sempat ikut yang lain”. Dimulai dari Halal bi Halal, GOM, SMT 1, Muqim 1, MK 2, PSI 3, JFD, DMS, Kautsar, DM, dsb. Benar-benar september-desember yang melelahkan, bulan2 tanpa jeda dan istirahat. Hingga datanglah ETT, evaluasi 8 bulan jalannya kepengurusan. Tercetuslah kesimpulan, terlalu banyak agenda kami sehingga visi pun terabaikan. Akhirnya kegiatan tersisa januari-april harus ada korban2 yang di delete dari timeline, agar kepengurusan berjalan efektif dan maksimal menuju sinergisitas, Muktamar, dan bahkan kegiatan di paruh kedua lebih banyak yang bersifat refreshing pengurus, untuk menguatkan ukhuwah dan persiapan pergantian kepengurusan.

Januari, inilah awal seriusnya kami menggarap sinergisitas. Dimulai dengan pembentukan tim sinergisitas, SC Muktamar, OC dari PSI 1, rapim-rapim yang tak henti-hentinya tiap bulan. Ketua-ketua LDJ yang tak bosan-bosannya mendapat sms dari JMMI. Dan akhirnya pun Muktamar harus berlalu pula, walaupun dengan sedikit konflik. Tercetuslah Buku Panduan LD ITS, Inilah awal pondasi kami untuk bersinergi.
Mungkin dengan selesainya Muktamar, selesailah tugas kita. Tapi, sayangnya TIDAK. Ada AHWA XXII yang harus disiapkan untuk menjadi penerus kami, ada SC RDK 32 yang harus terus didampingi untuk membenahi RDK kedepan. AHWA XXII, ya merekalah sahabat-sahabatku, begitu banyak treatment2 yang kami berikan pada mereka, sangat berbeda dengan kami (PH) kala menjadi Ahwa XXI dulu. Itu semua hanya untuk satu tujuan, agar kalian jauh lebih baik dari Kami. PH pun harus berjuang dan berkorban sekuat tenaga dalam memberikan budaya baru bagi AHWA, dari mulai MK 3, berlanjut screening Marhalah 3, tes tulis, tes lisan dengan sedikit pressing, launching caketum, sekolah Ahwa, pra MA, hingga berakhir indah dengan Muqim 2. Inilah refreshing terakhir kami, masih ingatkah kalian? Mengarungi perahu 1,5 jam menuju pulau kambing, sungguh kedekatan yang luar biasa. Yang sangat jarang ditemui di kepengurusan sebelumnya.

Inilah akhir dari kami, Majelis Akbar XXI. Disinilah kami memberikan pertanggung jawaban dan disini pulalah kami akan diganti status amanah nya, disini pulalah kami akan menemukan qiyadah baru pengganti akh Refi. Hari pertama LPJan, benar-benar berjalan dengan rapi, tak banyak gangguan dari peserta. Entah karena kami lebih siap atau peserta tidak banyak yang kritis. Yang jelas kami benar-benar tampil seragam, siap, dan maksimal. LPJ dan slide sudah siap sebelum MA tidak sepeti biasanya. Itulah budaya-budaya baru kami, tidak terbawa oleh kultur-kultur buruk sebelumnya. Hingga hari kedua pun dimulai, dalam hati ku berkata “benar2 AHWA XXII luar biasa, tak sia-sia kami (PH) korbankan waktu untukmu”. Mereka benar-benar tampil sangat siap dan tak biasanya AHWA datang paling awal sebelum PH, ya inilah tradisi-tradisi yang harus kalian bangun, merubah JMMI kearah yang lebih baik.

Ba’da asar semua pun terhening, tim formatur sudah memegang nama, akh Refi pun maju, dan tidak ada yang menyangka Akh Ikhsan Nugraha sebagai ketua umum 2011-2012. Nama itu, langsung aku sambut dengan takbir 3x. Aku pun menangis seketika, menangis karena akan berpisah dengan keluarga KSD ku, dan menangis karena bangga, ada penerus-penerus yang lebih baik dari kami.
Inilah waktu yang ku tunggu-tunggu, aku bertekad dalam hati, tak akan ada orang yang aku beri salam dan pelukan, sebelum aku beri salam dan pelukan pada Akh Refi. Beliau lah sang inspirasi ku 1 tahun ini, beliau lah pemimpin yang jadi panutan kami kala itu, beliau lah qiyadah kami yang begitu sabarnya menghadapi kami, mungkin dosa kami sangat banyak terhadapnya, sering membuat ia kecewa, padahal kita semua tak pernah merasakan beratnya jadi qiyadah tertinggi di keluarga KSD ini. Begitu ia mengumumkan Ketua Umum baru, ku salami ia, ku peluk ia erat-erat, saat itu aku benar-benar tak kuasa menahan tangis. Lama ku pegang erat tangan beliau, semoga ia memaafkan kesalahan2ku. Satu persatu sahabatku calon ketua umum dan ketum terpilih ku salami mereka semua, karena begitu optimisnya hati ini melihat semangat juang kalian. Begitu selesai MA, semua ikhwan yang hadir ku salami satu persatu, ku peluk mereka sambil menahan isak tangis, PH, AHWA, pengurus 08, 09, SC RDK 32, kusampaikan apa yang ingin kusampaikan pada meraka, kalian sungguh orang-orang luar biasa, kalian semua inspirasi bagiku selama satu periode ini.

Benar-benar keluarga KSD yang luar biasa. Kini, saat ini, kami bukanlah siapa-siapa, bukan pula PH, orang biasa, hanya pengamat dakwah saja. Aku pun harus rela berpisah dengan KSD. Begitu indah hari-hariku bersama keluarga KSD. Andai aku bisa mengulang waktu, seakan aku ingin segera mengulanginya, tapi itu bukan tugas ku, tugasku ialah membuat setiap waktu hidupku menjadi lebih indah dari sebelumnya. Aku benar-benar merasakan ukhuwah yang hebat, dikala mengingatnya membuat ku makin bersemangat, dikala melepasnya membuat ku sedih luar biasa dahsyat. Kawan, apakah perasaan ini juga ada pada diri kalian? Aku yakin, kalian pasti merasakannya. Sungguh indah kawan.

Kini KSD pun harus berlalu, berganti kepengurusan yang baru. Menanti kontribusi yang lebih berarti untuk kampus tercinta ini. JMMI = Berkontribusi dengan Aksi, selalu memberi Inspirasi. Ya, begitulah aku menyebutmu.

KSD JMMI 1011: Se.Ma.Ngat Bi.Sa AllahuAKBAR...!