Jumat, 21 September 2012

Walking Around Project

Hari ini tumben banget kepengen sarapan pake nasi, ga biasanya. Biasanya cuma kepengen nge-meal doang, maklum masih proses diet hehehe. Masih ada 5 Kg lagi biar memenuhi target ideal.
Ternyata dengan sarapan nasi, jadi kepengen keliling Project area. Entah kenapa, penasaran aja, udah hampir 5 bulan di proyek tapi belum pernah keliling ke semua area proyek. Paling enggak dengan keliling area kan jadi tau apa aja yang sedang dikerjain dan kaya apa sih perbandingan di gambar engineering dengan actual yang dibangun di lapangan?. Akhirnya, timbul tekad, hari ini harus keliling project area sekalian olahraga pagi, walaupun kondisi lapangan yang becek and belok gara-gara kemaren hujan seharian.
Tak lupa, perlengkapan safety shoe, helmet, rompi, kacamata hitam, dan pastinya penutup kepala… 
APD
Tibalah waktunya, jam 8 lewat selepas dari workshop tursina untuk inspeksi fit up weld branch, berangkatlah aku keliling project area dan tentunya bawa foto biar bisa foto dari puncak nya… kaya naek gunung aja hehehe
weld branch tee reducer
Ready to go….Bermula dari kantor langsung spot 1 menuju ke pipa HDPE Sea Water Intake (SWI) line soalnya mau di hydrotest hari ini, dan kebetulan saya inspector nya. Setelah cek kesiapannya, ternyata masih ngisi air dan temporary blind flange belum dipasang jadi langsung aja ke spot 2 di Cooling Water (CW) area soalnya ada joint/welding HDPE pagi ini. Setelah cek dan ricek maka langsung lanjut menuju underground area CW. Seperti biasa, karena kemaren habis hujan deres, maka sudah bisa dipastikan underground area ini akan jadi kolam berendamnya pipa2 yang sudah lowering. Jujur, sejak 5 bulan lalu kayaknya baru hari ini underground terendam dalem banget, ya iyalaah dalem orang udah digali 4.5 meter hehehe.


Hydrotest, Joint Activity, Kolam HDPE
 Lanjut ke spot 4 yaitu cooling tower, ini garapannya discipline civil jadi aku ga begitu ngerti tetek bengeknya, Cuma taunya PC pile/tiang pancang sama pondasi doing hehehe. Tapi, perjalanan ke area itu cukup sulit dan lumayan jauh. Kira2 harus jalan sampe setengah project area dari spot 2. Karena memang spot 4 ini ada diujung sebelum puncak tertingginya Kaltim 5 area. Udah gitu jalannya belok banget, tambah berat dah tu sepatu safety.



civil activity
Sesaimpainya di Cooling Tower, hhmmm… lagi2 kolam besar menggenang diatas pondasi yang sedang dibuat.  Tapi pondasinya pun belum sepenuhnya selesai dikerjakan jadi belum ada yang di cor.
Lanjut ke spot 5 yaitu puncak tertinggi kaltim 5 area, padahal ga tinggi2 amat sih… di dramatisi biar seru. Walaupun ga setinggi gunung hehehe, tapi treknya susah banget soalnya jalannya lumpur dan tau sendirikan kalo lumpur kena hujan,,, bisa jeblos kita kedalem…. Dan ternyata bener banget, baru berapa meter melangkah dari spot 4 langsung blluukkkk… masuklah kaki kiri ke dalem lumpur sampe2 sepatu safety nya nyangkut ga bisa ditarik keluar… iyalah, gimana mau ditarik orang kejeblosnya sampe betis, tu sepatu kerendem dah di lumpur.
 Akhirnya,,, dengan susah payah bisa juga dievakuasi dari TKP…. Kebetulan ga jauh dari situ ada air, sekalian lah dibersiin dikit biar ga malu sama subcont. Ntar dibilang, masa maincont kok kotor2an, emangnya nguli apa?? Hehehe.
Setelah cukup bersih, lanjut kan perjalanan ke puncak… dan akhirnya, sampe juga langsung dah ambil kamera saku dan foto2 area Project dari spot tertinggi hehehe. Dan ternyata di spot 6 ini merupakan area untuk musholla, pantry, dan kamar mandi plant kedepannya. Abis foto2 sampe puas dan baju udah pada basah keringet, baru deh balik ke kantor. Dan tak lupa setiap liat yang bagus2 langsung jepret2 pake kamera biar bisa jadi dokumentasi dan kenangan dalam membangun sebuah project dari dasar.


project area
Sampe kantor, ga nyangka ternyata udah jam 9.20. mana sepatu kotor semua, celana pada berlumpur, sampe helm aja kotor kena lumpur… dan pastinya… baju basah semua keringetan. Lanjut bersih-bersih dan sholat dhuha….
Lumayan lah, dapet olahraga pagi sejam, biar ada proses pembakaran lemak, juga sekaligus menghilangkan rasa penasaran karena belum pernah keliling project area, pastinya juga belajar travelling kecil2an hehehehe.

Selasa, 18 September 2012

MANUSIA SEPERTI SEBUAH BUKU

COVER DEPAN adalah tanggal lahir.
COVER BELAKANG adalah tanggal kematian.
...
Tiap lembarnya adalah setiap hari dlm kehidupan kita dan ttg apa saja yg pernah kita lakukan
Ada buku yg tebal dan ada pula buku yg tipis.
Ada buku yg menarik utk dibaca dan ada juga yg sama sekali tidak menarik. :'(
Sekali tertulis, tidak akan pernah bisa di'edit' lagi.Tapi hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yg putih bersih, baru dan tiada cacat.

Sama dgn hidup kita. Seburuk apapun kemarin, اَللّهُ selalu menyediakan hari yg baru untuk kita lakoni. :)
Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yg benar dlm hidup kita setiap harinya.
Kita selalu bisa memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita kedepannya sampai saat usia berakhir, seperti yg sudah ditetapkan-NYA.

Terima kasih Ÿªª Syakuur utk hari yg baru ini... O:)

Syukurilah hari ini ...
dan isilah halaman buku kehidupanmu dgn hal2 baik semata yg di Ridhoi oleh-NYA

Dan jangan pernah lupa utk selalu bertanya dan meminta petunjuk dari-Alloh setiap habis sholat, tentang apa yg harus ditulis setiap harinya. Agar pada saat halaman terakhir buku kehidupan kita selesai, kita dapati diri ini sebagai pribadi yg berkenan kepada-NYA dan mendapat Ridho-NYA.

Dan semoga buku kehidupan kita itu layak untuk dijadikan teladan bagi anak-cucu kita atau siapapun setelah kita nanti.

Selamat menulis di buku kehidupanmu.

Menulislah dengan tinta CINTA dan KASIH SAYANG, serta pena KEBIJAKSANAAN dan KESABARAN.

Selamat menjalankan aktifitas..
 
Written by Soehar Djoepri

Senin, 10 September 2012

The Death of Samurai

Hari-hari ini, langit diatas kota Tokyo terasa begitu kelabu. Ada kegetiran yang mencekam dibalik gedung-gedung raksasa yang menjulang disana. Industri elektronika mereka yang begitu digdaya 20 tahun silam, pelan-pelan memasuki lorong kegelapan yang terasa begitu perih.

Bulan lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka roboh berkeping-keping. Sanyo bahkan harus rela menjual dirinya ke perusahaan China. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka. Dan Toshiba? Sebentar lagi divisi notebook-nya mungkin akan bangkrut (setelah produk televisi mereka juga mati).

Adakah ini pertanda salam sayonara harus dikumandangkan? Mengapa kegagalan demi kegagalan terus menghujam industri elektronika raksasa Jepang itu? Di Senin pagi ini, kita akan coba menelisiknya.

Serbuan Samsung dan LG itu mungkin terasa begitu telak. Di mata orang Jepang, kedua produk Korea itu tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di mana-mana. Di sisi lain, produk-produk elektronika dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah juga terus menggerus pasar produk Jepang. Lalu, dalam kategori digital gadgets, Apple telah membuat Sony tampak seperti robot yang bodoh dan tolol.

What went wrong? Kenapa perusahaan-perusahaan top Jepang itu jadi seperti pecundang? Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa kita petik sebagai pelajaran.

Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus.

Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo.

Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi).

Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”. Ouch.

Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.

Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan.

Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.

Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati.

Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.

Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.

Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu.

Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal.

Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi penyebab utama mengapa raksasa-raksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada perubahan radikal pada tiga elemen diatas, masa depan Japan Co mungkin akan selalu berada dalam bayang-bayang kematian.

Sabtu, 08 September 2012

Belajar Bernegara dari Kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa.

[news] Taujih Ust. Anis Matta, Lc.

Assalamu'alaikum wr. wb. Saya yakin Antum semua di bulan Ramadhan kemarin telah mengkhatamkan Alquran. Tinggal masalahnya, berapa kali khatam?

Ikhwah fillah. Interaksi kita dgn Alquran baru akan terwujud ketika kita merasa dibimbing Alquran dlm setiap interaksi kita, termasuk pengalaman2 hidup kita. Pola interaksi kita dgn Alquran itulah yg harus kita tingkatkan, agar Alquran benar2 memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita.

Ikhwah fillah. Salah satu kandungan Alquran adalah sejarah yg berisi fakta2 kemudian ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta2 itu, tetapi bagaimana kita mengambil pelajaran dari fakta2 sejarah tersebut.

Kisah Alquran yg erat kaitannya dgn kehidupan bernegara, di antaranya adalah kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa vs Penguasa kala itu.

Nabi Musa mengajarkan kpd kita tentang bagaimana memposisikan diri sbg oposisi. Nabi Yusuf mengajarkan kpd kita konsep dan aplikasi tentang "musyarakah" sehingga kisahnya yg berawal di penjara dpt berujung di istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman, yg bercerita tentang bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara. Ketiga cerita tsb meskipun berbeda, tetapi mempunyai persamaan:

(1) Konflik.

Baik ketika beroposisi, bermusyarokah, maupun menguasai negara, konflik itu selalu ada. Bahkan (cikal bakal) konflik antara Nabi Musa dan Fir'aun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Fir'aun melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan menyingkirkan kekuasaannya. Konflik adalah salah satu bentuk cobaan Allah kpd manusia. Manusia yg paling keras cobaannya adalah para nabi dan org2 yang paling "mirip" dgn para nabi itu (orang2 shalih).

Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf&Benyamin (satu ibu-satu bapak) dengan saudara2nya yang juga anak-anak keturunan Nabi (keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau negara. Kata Sayid Qutb: kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik, yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada. Khusus cerita Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan aka kadar keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama dan utama adalah salamatush-shadr.

(2) Konspirasi.

Hal yg patut dicatat: ayat2 yg berkaitan dgn konspirasi kpd para nabi itu dikaitkan dgn keimanan kpd Allah dan kpd taqdir, supaya kita punya keyakinan bahwa Allah-lah yg mengendalikan semuanya. Dialah sebaik-baik tipu daya. Kita lihat bagaimana kisah Nabi Musa yg diselamatkan Allah dengan mengantarkan beliau ke istana Fir'aun melalui Sungai Nil kemudian ditemukan oleh isteri Fir'aun. Siapakah yg mengendalikan pikiran isteri Fir'aun sehingga Musa diselamatkan dan diijinkan menikmati hidup di istana? Bukankah sebelumnya Fir'aun ingin agar setiap bayi laki-laki dibunuh? Mengapa dia justeru setuju utk membesarkan Musa di istananya? Allah telah mengubah persepsi Fir'aun dan isterinya sehingga menyelisihi niatnya sendiri.

Ingat pertempuran Fir'aun dan Musa, ketika Musa terjepit Ia justru lari ke laut. Logika perang modern dimana-mana kalau terjepit larinya ke gunung atau hutan bukan ke laut. Maka tatkala Fir'aun mengetahui hal itu, ia dan pasukannya besorak karena sangat mudah menghancurkan Musa dan pengikutnya. Tapi Allah punya rencana, diperintahkan Musa memukulkan tongkat ke laut dan terbelah-lah lautan. Fir'aun pun tak sempat berpikir panjang, mengejear ke tengah lautan yang terbuka, dan ia pun binasa ditelan lautan.

Demikian pula, siapakah yg mengendalikan pikiran saudara Yusuf sehingga mereka hanya menceburkan Yusuf ke dlm sumur, dan bukan membunuhnya? Ingat, sebab utama konflik antara Nabi Yusuf dan saudara2nya adalah KECEMBURUAN, yg berakhir pada konspirasi utk membunuh Yusuf as. Jika kita punya kesadaran ttg kekuasaan Allah, tdk boleh ada ancaman yg membuat kita berhenti bergerak dan berjuang. Maka, jangan pernah memandang besar dan kuat thp musuh2 kita. Allah-lah yg memberikan kita kekuatan dan persepsi itu.

(3) Jarak.

Yg dimaksud di sini adalah jarak antara mimpi dan realisasi atas mimpi itu. Kita harus punya optimisme bahwa mimpi kita pasti terwujud. Harus punya nafas perjuangan yg panjang agar mimpi kita terwujud. Berapa lama jarak antara mimpi Nabi Yusuf dan realisasi kekuasaan beliau? Salah satu riwayat menjelaskan, jarak itu adalah 40 tahun. Kesabaran Yusuf itulah yg menjadikannya dimenangkan oleh Allah SWT.

Kesabaran adalah factor yang sangat penting dalam suatu perjuangan. Kisah nabi Yusuf antara dibuang saudara-saudaranya dengan realitas mimpi ayahnya nabi yakub, bahwa saudara-saudara akan menyembah/sujud ke nabi Yusuf, adalah sekitar 40 tahun (8x pemilu), riwayat lain 80 tahun (16x pemilu). Jatuh bangun dalam pilkada, pileg, adalah biasa dalam pendakian menuju kemenangan. Yg pasti, kita harus terus naik, meskipun dlm perjalanan naik itu kadangkala butuh istirahat. Kalaupun kita menang pilkada bahkan memenangkan negara ini masih akan panjang perjuangan (tantangan dan konfliknya). Usai negara kita harus berjuang dan berkonflik memenangkan tahap berikutnya hingga sampai ustaziyatul a’alam. Jadi miliki nafas yang panjang, jangan patah arang apalagi hanya karena survey.

Siapa yg akan menang, adalah mereka yg berumur lebih panjang: stamina tetap, teknik semakin baik. Pemimpin Bosnia kala tahun 1994 diwawancarai oleh Fox News ditanya tentang masa depan Bosnia, beliau mengatakan, "Yang memenangi peperangan ini bukanlah yg membunuh lebih banyak jiwa, tetapi siapa yg bisa hidup lebih lama." Fakta sejarah menunjukkan bahwa pada akhirnya Serbia pergi dan Bosnia berdiri merdeka.

Yakinlah kapanpun itu kita akan tetap menang pada akhirnya. Mana lebih lama umur negara atau agama? Imperium Romawi-Yunani sekarang mana? Tapi agama yang dulu pernah mereka kalahkan sampai hari ini masih tetap ada. Maka karena kita berjuang untuk agama ia akan selalu menang! Politisi menciptakan voters, tapi agama menciptakan Followers. Kuat mana voters dan followers?

(4) Mindset.

Baik Nabi Yusuf, Musa, maupun Sulaiman, ketiganya punya mindset sebagai PEMENANG, bukan pengabdi. Coba perhatikan, Doa Nabi Sulaiman yang sangat dahsyat: robbii hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba'dii. Sulaiman minta negara dan ia minta negara itu tidak diberikan kepada selainnya. Kita doanya apa? kita doa minta istri, anak2 sholeh,dan semua itu diberikan oleh Allah. Tapi pernahkah kita berdoa minta negara? *Sulaiman bukan hanya minta negara, tapi negarayang tak diberikan Allah kepada setelahnya.* Kalau kita tak pernah meminta (berdoa) minta negara akankah Allah berikan kita negara ini? Oleh karena itu mari kita tambah doa-doa kita dengan doa Sulaiman. *Kalau kita minta negara maka Allah akan sertakan segala isinya, tapi kalau kita hanya minta suami, istri, anak sholeh belum tentu negara akan diberikan pada kita. Sulaiman karena doanya itu menurut riwayat istrinya 99, bahkan Daud istrinya 1000 J* Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan kekuasaan yg dengannya kita memperbaiki umat dan bangsa ini. Bahkan lebih daripada itu, kita akan tunjukkan peran kita di muka bumi ini.

Apakah Antum siap untuk mengubah mindset sebagai pemenang? Apakah Antum siap memenangkan dakwah ini? Yakinkah Antum dengan kemenangan yang akan Allah berikan?

Wassalamu'alaikum wr. wb.

(dikembangkan dari 'rekaman' ikhwah di Tangsel)