Rabu, 08 Februari 2012

Ya Allah, Terimakasih... Engkau Masih Selamatkan Ku Hari Ini

oleh Muhammad Abdul Hasib pada 11 November 2011 pukul 18:38 ·

Masih hangat dalam benakku, pengalaman berharga ini terjadi pada hari Selasa tepatnya tanggal 1 November 2011...
Pagi ini seperti biasanya aku melakukan rutinitasku, sebagaimana hari-hari sebelumnya yaitu pergi ke kampus UI untuk training dan hari ini tepatnya pekan ke 3 aku mengikuti tranining tersebut. Tidak ada yang berbeda dari sebelumnya, jam 6.30 aku mandi dan selesai mandi sarapan. Lalu aku berangkat bersama adik sepupuku yang masih SD, sekalian mengantarkan ia ke sekolah sambil berjalan kaki.

Sama seperti biasanya, pagi ini Jakarta macet dan cuaca kurang begitu bersahabat karena langit agak mendung, tapi itu bukan sebuah hambatan untuk menuntut ilmu. Kemudian, ku langkahkan kaki untuk naik angkot no 16 jurusan pasar minggu kampung melayu. Tak lama kemudian, mungkin sekitar 200 meter aku turun dan aku pilih naik busway trans jakarta karena kupikir naik transportasi tersebut lebih cepat dan lebih nyaman, maklum ber AC dan jalurnya khusus, harganya pun tidak jauh berbeda, hanya 3.500, dengan rute bisa sampai keliling Jakarta. Sambil berjalan menuju jembatan shelter (tempat pemberhentian) busway aku 
mengambil 2 helai tisu dari tas ku karena pagi itu aku sedikit flu dan seperti biasanya bercucuran keringat walaupun cuma berjalan sebentar.

Setelah membeli tiket aku menunggu busway datang bersama penumpang lain yang kebanyakan mereka wanita dan aku sudah menduga bahwa busway akan sangat ramai dan penuh sesak karena memang banyak orang sudah memilih busway sebagai transportasi utama untuk bekerja maupun kuliah. Setelah menunggu cukup lama akhirnya datanglah busway yang kami tunggu, tapi sayang ternyata busway tersebut bukan tujuan ku. Dan datanglah busway berikutnya yang sudah sangat penuh sesak, sesuai dengan dugaanku tadi, walaupun begitu tetap saja aku buru-buru naik bersama 2 penumpang lainnya dari pintu belakang. Seperti biasanya pada pagi dan sore hari busway benar-benar penuh sampai-sampai pintu bagian belakang tidak bisa terbuka di shelter busway berikutnya. Bahkan saking penuhnya, sampai-sampai penumpang baik laki maupun perempuan mungkin tidak ada jarak sedikitpun, saling berdempetan begitu juga aku. Masih ku ingat, hanya tas hitam ku saja yang menghalangi ku dan pemumpang wanita didepanku dan hal ini seperti wajar dan biasa saja di busway karena begitulah adanya dan kita semua berburu waktu.

Ya, tak ada yang berbeda dari hari sebelumnya. Aku naik busway penuh sesak di bagian belakang sambil berdiri dan tak bisa menjaga jarak antara laki dan perempuan. Aku hanya berusaha berpikir positif karena mudah sekali setan mengelabui pikiran dan nafsu kita. Baru beberapa menit busway berjalan aku berpikir, dari pada merenung yang tidak-tidak atau melihat pemandangan yang sia-sia lebih baik aku muroja’ah sedikit dari hafalanku sambil menunggu tiba di shelter UI salemba yang biasanya ditempuh selama 25 menit. Masih ingat dalam benakku, kala itu aku membaca surat Yunus.
Perlahan kubaca dalam hati sambil mulut komat kamit layaknya orang ngaji. Mungkin orang didepanku akan berpikir aneh jika melihatku, dalam kondisi sesak begini kenapa kok ada orang komat-kamit. Tapi aku cuek saja karena itu bermanfaat bagiku.

Tak lama kemudian kami melewati terminal Kampung melayu, yang sebenarnya tak layak dibilang terminal karena terminal berada di pertigaan jalan besar sehingga angkot dan bis semraut berhenti disana-sini dan membuat jalan macet. Tapi hal itu sudah biasa bagi kami, lagi-lagi karena seperti itulah pemandangan kami tiap pagi dan sore.

Lalu, kejadian inilah yang membuatku menulis tulisan ini....
Busway tetap berjalan dan aku masih saja muroja’ah dengan tartil, dan aku masih ingat saat itu yang kubaca halaman ketiga surat Yunus, mungkin 2 ayat terakhir halaman tersebut. Tiba-tiba ada bunyi ledakan kecil dibagian belakang busway tapi busway tetap berjalan lambat sambil tersendat-sendat. Serentak penumpang disekitarku, dibagian pintu belakang, mulai was-was apakah itu dari busway kami atau dari kendaraan lain. Hanya hitungan detik setelah ledakan kecil itu, langsung muncul banyak asap dari belakang busway (tempat mesin) dan busway tiba-tiba mogok dan mati mesinnya. Asap makin banyak terlihat hingga pandangan kami keluar tertutup asap dan kami semua yang ada didalam bis panik luar biasa dahsyat karena beranggapan bahwa busway akan terbakar dari belakang dan meledak dalam hitungan detik. Saat itu tidak ada orang yang tenang, termasuk aku, semua teriak... buka pintu! Buka pintu! Agar kami bisa segera keluar, tapi nyatanya pintu tidak bisa dibuka karena mesin bis dalam kondisi mati dan semua orang tambah panik sampai-sampai kami, penumpang yang dibelakang, berusaha mendorong-dorong orang ditengah agar kami tidak berada dibelakang karena khawatir akan terjadi ledakan dari belakang. Bahkan penumpang yang duduk disisi-sisi samping sampai terinjak-injak karena semua orang ingin menjauh dari pintu belakang.

Aku pun tak membayangkan jika saat itu terjadi ledakan maka kami akan jadi seperti apa. Aku ikut-ikutan panik dan berteriak... Pak, pecahkan kaca...! pecahkan kaca...!, akhirnya bapak yang di dekat pintu belakang mengambil alat pemecah kaca yang menempel di kaca bis. Kaca pun dipecahkan tapi kami masih belum bisa keluar karena lubang pecahan kaca masih terlalu kecil, akhirnya ada inisiatif seseorang yang membuka pintu belakang dengan paksa dan akhirnya terbuka perlahan dan didorong oleh banyak orang. Begitu pintu terbuka langsung orang-orang berlompatan keluar dan menjauh dari bis, termasuk wanita. walaupun jarak pintu ke jalan raya cukup jauh, mungkin semeter lebih tapi itu tak ada artinya untuk menyelamatkan nyawa masing-masing. Aku masih ingat, saat itu aku orang ke empat yang keluar dari pintu belakang dan saat aku turun aku langsung lari kira-kira 10 meter dari bis dan ternyata dibawah sudah ramai orang berteriak untuk menepikan kendaraan-kendaraan yang melintas termasuk ada dua polisi disana. Saat aku sudah agak menjauh, aku lihat belakang bis masih mengeluarkan asap dan ternyata orang didalam bis masih banyak yang belum bisa keluar terutama dibagian depan karena pintu depan belum bisa terbuka.

lalu kulihat Hp ternyata pukul 7.40, karena aku khawatir terlambat maka aku stop angkot untuk meneruskan perjalanan menuju UI. Di angkot tersebut aku bersama 2 orang ibu-ibu dan ternyata keduanya ialah penumpang busway tadi dan mereka berada dibagian depan bus yang pintunya baru saja terbuka. Lalu kami bertiga bersyukur dan beristighfar karena Allah masih menyelamatkan kami, karena kita tak ada yang tau jika ternyata bis itu meledak, apalagi jalur busway itu berada ditengah-tengah jalan dan tempat ramai. Bahkan saat aku sudah menaiki angkot masih banyak orang yang belum bisa keluar dari bis tadi. Lagi lagi ku ucapkan Alhamdulillah...

Sungguh, kejadian tadi itu begitu cepat, hanya hitungan detik, semua orang tak ada yang tenang, teriak mencari tolong, berusaha menyelamatkan diri masing-masing tanpa berpikir bagaimana nasib orang disebelahnya. Begitu khawatirnya jika terjadi apa-apa pada nyawa kami semua. Lagi-lagi kami bersyukur dan merenung dalam hati, ini semua adalah cerita yang Allah buat dan kita ditakdirkan masih bisa menghirup udara segar dan beraktivitas seperti biasanya. Mungkin ini adalah teguran Allah agar kami bisa hidup dengan jalan yang lebih baik, yang lebih di ridhoiNya.

Langsung, sejak saat itu aku mengingat-ingat apa saja dosa yang telah kulakukan, apa saja maksiat yang kuperbuat sejak aku bangun tidur pagi tadi, dan pertanyaan-pertanyaan lain. Dan aku bertobat seketika seraya beristighfar dan berdoa. Langsung aku berjanji akan banyak beribadah, berdoa, dan berzikir, agar hidupku bermanfaat. Karena aku tak pernah tau kapan Allah mencabut nyawa ku.

Jam 7.50 aku sampai di kampus UI, pasca sarjana material sains, RCMS. Begitu sampai kelas, tanpa basa basi aku langsung ke musholla, wudhu, dan sholat dhuha, lalu aku berdoa atas pertolongan Allah yang masih memberiku kesempatan untuk bermunajat kepadaNya, aku bersyukur dan istighfar sebanyak-banyaknya. Semoga kedepan aku tidak menyia-nyiakan waktuku karena aku tak pernah tau kapan Allah akan mengambilku dari kehidupan dunia ini.

Saat dikelas aku berpikir dan merenung... ini adalah kali kedua aku mengalami musibah hebat dan Allah masih menyelamatkanku dan memberiku kesehatan. Lalu aku mengingat-ingat kembali, tujuh tahun lalu aku mengalami hal serupa yaitu kecelakaan tunggal dari motor bahkan aku sempat tak sadarkan diri, helm sampai pecah, motor rusak parah, tapi Allah begitu sayang padaku, walaupun orang-orang yang melihat kecelakaan itu sangat kaget karena aku melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Astaghfirullah... innalillah.... alhamdulillah... lagi-lagi aku bersyukur sebanyak-banyaknya karena Allah sangat, sangat, bahkan sangat sayang padaku. Terimakasih ya Allah, engkau telah selamatkanku lagi hari ini.

Tawaffani musliman, wa alhiqni bis sholihin...ya Allah berikanlah aku, keluargaku, dan sahabat-sahabatku umur yang berkah, umur yang bermanfaat, dan panjangkanlah usia kami dan matikanlah kami dalam keadaan husnul khatimah. Jadikanlah kami semua penghuni surga Mu yang mulia.
Ya Allah, kami tak pernah tau kapan kau ambil nyawa kami untuk bertemu dengan Mu, untuk memberikan pertanggungjawaban hidup ini pada Mu, pemilik kehidupan.

Ya Allah, kami berjanji untuk selalu berbuat kebaikan sekecil apapun itu, berusaha untuk memberi manfaat kebaikan pada sekitar kami. Ya Rabb, engkaulah yang maha Bijaksana, maka jadikanlah kami orang-orang yang bijak dalam mengambil segala keputusan hidup ini.
Ya Allah, jika kami lalai akan tugas utama kami beribadah padaMu, maka tegurlah kami dengan kasih sayang dan kelembutanMu, dan jangan Kau ambil nyawa kami kecuali dalam keadaan husnul khatimah, dalam keadaan muslim, dalam keta’atan pada Mu.
“Tiap-tiap orang pasti akan datang kematiannya, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
QS. Al-A’raf: 34
..................................................................

Kejadian ini banyak memberiku hikmah dan semoga yang membaca pun bisa memetiknya.
1. Kita tak pernah tau kapan hidup ini berakhir, ibarat kita menarik tali maka tak ada tali yang tak punya ujung. Dan sangatlah jelas bahwa tugas kita simpel saja. Beribadah pada Allah

2. Segeralah bertaubat, sering-seinglah bertaubat, karena kita tak pernah tau kapan Allah mengambil kita. Ingat maksiat, segera Istighfar minta ampunan. Jangan menunggu tua baru bertaubat karena belum tentu kita bisa sampai tua nanti.

3. Musibah adalah cara Allah mengingatkan kita, jika kita pandai mengambil hikmahnya. Yang paling berbahaya adalah jika kita tidak tau atau tidak mau tahu hikmah musibah itu, maka kita tidak akan pernah sadar apa kesalahan dan kekurangan kita, apa yang harus kita persiapakan di kehidupan abadi nanti.

4. Janji Allah adalah benar, bahwa kiamat nanti orang akan lupa saudaranya, lupa pada bapak ibunya, bahkan lupa akan anak-anaknya, karena memikirkan nasib masing-masing agar bisa selamat. Jangankan kiamat, musibah kecil saja yang menyangkut nyawa orang banyak pasti akan seperti itu.

5. Barang yang kita miliki harus dirawat (maintain), karena barang juga punya hak untuk dipakai, dan punya hak untuk dirawat, juga diganti jika memang sudah lelah (fatigue).

Tidak ada komentar: