Jumat, 17 Februari 2012

Menelisik Anggota DPRD DKI Jakarta

Awal pekan ini tepatnya hari selasa, 14 februari 2012 kemaren, saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi kantor anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi DKI Jakarta di daerah jakarta pusat, dekat komplek monas, gambir, lebih tepatnya dibelakang kantor gubernur DKI Jakarta. Perjalanan kesana agak ribet karena jalan-jalan di pusat kota ini banyak menganut one way jadi tidak bisa sembarang belok dan jika salah belok maka kita akan berputar lagi lebih jauh. Saya berangkat dari arah mampang menuju monas dan belok kiri di Kedubes Amerika Selatan, eh salah, Amerika Serikat.

Jadwal saya ke tempat tersebut sebenarnya adalah mendampingi umi saya untuk wawancara dengan pimpinan komisi E sekaligus mendampingi beliau untuk ikut rapat dengan Dinas Pendidikan, kebetulan ibu saya diundang oleh komisi E agar bisa mendapat informasi yang dibutuhkan. Karena kunjungan kami kesini adalah untuk mencari data disertasi umi saya dengan informan anggota DPRD dan Dinas Pendidikan.

Begitu sampai disana, ternyata sebagian kantor anggota DPRD sedang dibangun yang katanya menghabiskan dana ratusan milyar, lalu saya masuk ke ruang pimpinan komisi E yang berada di lantai 1. Pimpinan yang kami temui adalah Bapak Igo Ilham, beliau dari fraksi PKS, hehehehe. Kebetulan beliau cukup dekat dengan kedua orang tua saya dan sayapun familiar dengan beliau hanya saja tidak dekat. Ketika saya memasuki ruangan beliau ternyata beliau mengenal saya dan cukup kaget melihat saya dan berkata ‘ini muhammad? Hmm, kok udah gede banget??’ lalu saya jawab, ‘iya Pak Igo, tinggi kita udah sama hehehe’.


Seperti wawancara-wawancara sebelumnya, saya hanya sebagai asisten umi saya, menyiapkan segala sesuatunya dari mulai voice recorder, file2 panduan wawancara, ceprat-cepret (foto) sana sini dan sambil mendengarkan jalannya wawancara saya liat-liat buku bacaan yang disediakan dimeja kaca transparan dengan penopang utama meja berupa jam logam. Disitu ada buku profil anggota DPRD DKI periode 2009-2014, lalu saya buka-buka dan baca-baca. Seperti biasa, yang pertama saya buka adalah Fraksi PKS, maklum lah.

Ternyata, ada berbagai fakta yang dapat saya simpulkan seputar anggota dewan. Pertama, anggota DPRD DKI itu berjumlah 94 orang, tidak sebanyak anggota DPR pusat yang berjumlah 500an. Kedua, Fraksi PKS ternyata hanya berjumlah 18%, sekitar 18 anggota dewan, berada dibawah Fraksi Demokrat yang berjumlah 32%, 32 orang kalo ga salah. Kala saya ga salah inget, ini berarti terjadi penurunan dari tahun 2004 lalu, karena setau saya 2004 lalu PKS mencapai 30% lebih suara di Jakarta. Dari 18 orang FPKS itu, saya mengenal beberapa orang yaitu Ust Abdul Aziz dan Ibu Fida. Ust abdul aziz adalah ust terkenal dari PKS yang juga hafal quran, dulu beliau sering jadi imam di masjid alhikmah depan rumah saya, waktu saya masih kecil. Bahkan kata umi saya, beliau itu kalau pergi kemana-mana mulutnya selalu komat-kamit muroja’ah alquran, bahkan dulu pernah waktu ada acara DPP PKS di puncak bogor, sepanjang perjalanan di bis beliau hanya komat-kamit sendiri tanpa mengobrol sedikitpun dengan teman-temannya, tidak seperti kebanyakan peserta lainnya, luar biasa bukan??. Lalu Ibu Fida, beliau adalah sahabat dekat umi saya, dulu waktu saya kecil beliau sering ke rumah waktu jadwal ngaji selasa pagi dan saya pernah ikut acara buka bersama di rumah beliau di Pondok Indah.

insyaAllah PKS mampu berbuat banyak dan mampu menjadi contoh politisi yang juga da’i.

Selain fakta tersebut, saya cukup kaget ketika membuka profil dari fraksi-fraksi lain seperti PD, PDIP, PPP, karena ternyata ada beberapa anggota dewan yang masih sangat muda. Ada yang kelahiran 81, 83, bahkan ada yang 84. Itu artinya dia berumur 25 tahun saat terpilih jadi anggota DPRD 2009 lalu, dan parahnya ternyata dia alumni SMU. masyaAllah?? Kira-kira bagaimana ya kualitas anggota dewan kita itu? Semoga amanah rakyat tersebut tidak dibuat main-main. Pun alumni S1, itu artinya dia baru lulus sekitar 4 tahun sebelum pemilihan 2009. Luar biasa.... disatu sisi saya kaget, saya juga bangga karena ada keajaiban muda, tapi juga saya pesimis dan khawatir, apa benar dia orang yang berkualitas untuk memegang amanah tersebut???

Ketika saya bicara masalah ini pada umi saya, ternyata umi saya tidak kaget, dan dia cerita ke saya. Dulu waktu umi di anggota dewan DPR RI Pusat periode 2004-2009, di komisi X ada anggota dewan dari Partai Demokrat yang usianya baru 23 tahun saat terpilih tahun 2004. Dan anggota tersebut mengikuti konferensi anggota dewan termuda sedunia.....

Hmmm. Ternyata diatas langit masih ada langit lagi.....

Paling tidak kumjungan saya ini menjadi buah optimisme, bahwa dibalik berita-berita busuk tentang politik, yakinlah masih ada orang-orang baik disana yang masih setia memperjuangkan kebenaran..... 

insyaAllah, harapan itu masih ada.

Tidak ada komentar: