Rabu, 18 Mei 2011

Termasuk Dimanakah Kita?

Alhamdulillah disore yang sejuk ini kita semua masih diberi kesempatan hidup, menghirup kenikmatan udara yang selalu Allah berikan secara Cuma-Cuma untuk kita. Begitu pula denganku, syukur luar biasa selalu kupanjatkan kepadaMu apalagi dengan turunnya nikmat hujan sore ini, di ponpes Darul Quran putri, Serpong.
Kali ini saya akan mengutip atau lebih tepatynya menyimpulkan tulisan-tulisan dari untaian kata-kata mulia dari Imam Syahid Hasan Al-Banna yang disarikan dari buku Majmu’atur Rasail.
Imam Syahid membagi manusia atau ummat yang diinginkan kedalam empat golongan. insyaAllah akan kita kaji satu persatu sehingga kita akan mengetahui, termasuk dimanakah diri kita ini?
Golongan pertama ialah ‘Mukmin’. Gololongan ini ialah ibarat para Sahabat ketika di zaman Rasul SAW dahulu. Mereka ialah orang-orang yang mendapatkan hidayah dari Allah, kemudian beriman atas risalah yang disampaikan, dan beramal melalui jihad-jihad dakwahnya dijalan Allah. Ya, golongan ini ialah golongan yang tidak hanya beriman saja tapi orang-orang yang memberikan amal nya secara maksimal setelah ia mengimani atau mendapat hidayah. Karena iman tidak akan punya arti tanpa amal dan akidah tidak akan memiliki faedah jika tidak mendorong penganutnya untuk merealisasikan dan berkorban dijalanNya. Ibarat aktivis dakwah, mungkin meraka termasuk orang-orang yang katanya ‘itu-itu terus yang keliatan’, yang memiliki komitmen tinggi dalm jalan dakwah karena mereka bukan orang apatis yang berpikir untuk mundur tapi mereka lah yang berpikir bagaimana agar kader-kader terjaga dan tidak mudah futur. Mereka adalah panji-panji tinggi dalam dakwah karena sekian periode membuktikan konsistensinya sehingga mereka adalah orang-orang yang lolos dalam seleksi alam dalam menggembleng kader dakwah. Semoga Allah memberi hidayah pada kita dan meridhoi apa yang kita lakukan agar jumlah para Mujahid dan mujahidah dalam dakwah ini semakin banyak dan tidak ada habis-habisnya, Amin.
Yang kedua ialah ‘Orang Ragu’. Mungkin orang ini ialah orang yang belum begitu mengenal jalan kami, belum terlalu mengenal makna keikhlasan dan manfaat dari jalan ini. Orang ini memang tidak terlalu banyak dan cara yang cukup ampuh mengatasi orang-orang seperti ini adalah dengan tetap kita jaga hubungan baik dengan mereka serta sesekali kita ajak emreka untuk sekedar mengikuti nasihat-nasihat saat ta’lim atau diajak ikut kajian-kajian serta secara perlahan dikenalkan dan diajak untuk mengikuti pertemuan atau agenda-agenda liqo kita. Kalau saya ibaratkan, kategori orang ini ialah orang yang terkadang terlihat dijalan dakwah dan kadang menghilang, walaupun sebenarnya lebih sering menghilangnya. Mereka hanya butuh sedikit polesan dan gembelengan agar menjadi mujahid-mujahid yang militan bukan meletan. Satu hal yang penting untuk orang-orang dalam kategori ini, mereka harus percaya pada jalan ini bahwa jalan inilah yang memberi manfaat dunia dan akhirat. Manfaat dunia karena telah menjaga diri ini untuk tetap istiqomah dalam bermunajat kepada Rabb dan karena setiap apa yang kita kerjakan berlandaskan niat berjuang dan berjihad dijalanNya sehingga apapun akan mendapatkan pahala dan ganjaran dariNya. Karena dakwah kita termasuk jihad dijalanNya.
Golongan ketiga ialah ‘Orang Oportunis’. Orang yang masuk dalam kategori ini ialah orang yang hanya ingin memberi dukungan, itupun kalo ada manfaat yang bisa mereka ambil. Bisa dibilang mereka mengharap sesuatu dari kita entah itu materiil dan non materiil. Padahal tidak akan ada sesuatu yang kami harapkan di jalan Ini melainkan keridhoan dariNya, pahal yang berlipat dariNya, sebagaimana kita menerapkan ikhlas dalam beramal. Bahkan imam syahid mengatakan ‘kami adalah orang-orang yang tidak mempunyai popularitas dan miskinnharta, urusan kami hanyalah mengorbankan apa yang ada pada kami dan mengerahkan semua yang ada ditangan kami’. Dalam jalan ini, mungkin mereka termasuk kategori simpatisan, atau orang-orang yang simpati apabila melihat kebaikan kami dan begitu mudahnya pula iya menjelekkan kami jika ada sedikit kesalahan yang terlihat. Tidak ada jaminan kesetiaan sedikitpun dari mereka. Mereka hanya bagian dari dampak kecil usaha dakwah kita, tidak lebih dari itu. Kita berdoa semoga Allah memberi mereka jalan agar bisa bergabung lebih dekat dengan kita, sehingga akan menambah amunisi Mujahid Islam.
Dan yang terakhir ialah ‘Orang Arogan’. Setiap pertandingan pasti ada musuh dan jagoan. Jika kita diibaratkan sebagai jagoan, maka golongan inilah yang termasuk musuh kita. Ya, mereka adalah orang-orang yang tidak bisa melehat kami melainkan dengan kacamata hitam, sehingga semua yang terlihat akan jadi hitam dan menjelek-jelekkan kita, meskipun mereka satu aqidah dengan kita. Tapi mereka bukan orang-orang yang kita benci, melainkan kita pun mencintainya dan berharap mereka bisa ikut dalam jalan kami, mengikuti ajaran islam yang menyeluruh dan ikut berjuang bersama kami. Mungkin tak banyak yang kita usahakan, minimal mendo’akannya agar Allah akan memberinya hidayah. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Qashash: 56. ‘sesungguhnya, kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada siapa yang kemu suka, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki’.
Semua kategori itu akan selalu kita temui dalam kperjalanan dakwah kita, baik dakwah kampus ataupun dakwah masyarakat. Tinggal kita tentukan orientasi atau tujuan kita berada dalam jalan Ini, seandainya tujuan kita benar insyaAllah kita akan termasuk kategori oertama, Mukmin. Yang telah mendapat hidayah dariNya dengan keimanan kita, dan membuktikan keimanan itu dengan Amal yang maksimal, dengan mengeluarkan segala potensi yang kita miliki untuk kemenangan dakwah ini. Semoga Allah meridhoi apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan. Amin.
Sebagai penutup, saya akan mengutip wawancara seorang wartawan kepada Imam Syahid ketika beliau ditanya siapa dirimu? Lalu Imam menjawab,
aku adalah pengembara yang mencari hakikat, manusia yang mencari makna kemanusiaan ditengah masyarakat, warga negara yang menginginkan agar ummatnya mendapat kemuliaan dan kehidupan yang baik dibawah naungan islam. Aku adalah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasianya, kemudian berseru, ‘sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagiNya. Dengan itulah aku diperintah, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri’.
Lalu Imam syahid menutup jawabannya dengan mengatakan,
Inilah Aku, lantas siapa Kamu?.
Pertanyaan tersebut bukan hanya berlalu bagi wartawan itu saja, melainkan berlaku bagi kita pula. Berlaku bagi para manusia yang mengaku aktivis dakwah, atau yang mengaku muslim, ataupun yang mengaku telah mengambil sedikit dari Nikmat yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
QS. Fushshilat: 30
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk kita semua, untuk terus berkontribusi tak kenal lelah di jalan Ini. Jalan yang telah menjaga kedekatan kami dengan Rabb kami, jalan yang selalu mengingatkan kami dikala lelah berkontribusi, jalan selalu ada ganjaran dariNya untuk bekal akhirat kelak, jalan yang telah diwariskan oleh para nabi dan RasulNya. Semoga kita selalu istiqomah berada dijalan Ini.
Ku persembahkan tulisan ini kepada para pejuang dakwah angkatan 2009 dan 2010. Perjalanan kalian masih sangat panjang, buatlah ceritan indah di jalan ini dengan pengorbanan terbesar yang akan kita lakukan. Ingatlah, kalian semua adalah ummat terbaik (QS.3:110). Semoga kita dapat meneladani para pendahulu ummat ini yang telah mempertaruhkan harta, jiwa,dan segala yang dimilikinya untuk Islam yang mulia.
Salam Semangat dan Istiqomah,..

DQ Serpong 05:02 pm
Senin 16 Mei 2011

Tidak ada komentar: