Senin, 23 Mei 2011

Inspirasi Sore Ini

Ada sesuatu yang aneh saat aku masbuk sholat di masjid pesantren putri DQ. Kok, tidak biasanya jama’ah putra yang sholat di masjid putri banyak, biasanya hanya maksimal 5 ikhwan. Ternyata sore ini ada kunjungan dari rombongan DR. Khalid dan kawan-kawannya yang berasal dari arab saudi dan suriah. Walaupun sekedar memberikan taujih plus kunjungan tapi itu benar-benar memberi semangat para santri, salah satunya karena ada hadiah juga dari beliau. Ya, beliau (DR. Khalid) memang cukup sering ke pesantren ini karena memang beliau salah satu muhsinin, pendiri dan sumbangsih terbesar untuk pesantren ini. Mereka ibarat tamu luar biasa, dijamu dengan ramah, ramai, dan pastinya semua dengan bahasa arab.

Ada beberapa pesan yang beliau dan rombongan sampaikan dalam taujihnya. Mungkin bisa kita ambil hikmahnya untuk diteladani dan di amalkan. Sebenarnya disampaikan dalam bahasa arab tapi alhamdulillah ada Ust yang menerjemahkan, jadi aku paham betul apa yang disampaikan.

Hal yang pertama beliau sampaikan ialah, bahwa semua yang hadir disini ialah para du’at yang mulia. Kenapa mulia, karena mereka setiap harinya tidak pernah jauh dari Al-Quran. Pagi, siang, sore, hingga malam selalu ditemani dengan Al-Quran. Dari mulai membaca, menghafal, muraja’ah, hingga mentadabburi isinya. Fa man yuridillahu bihi khoiron, yufaqqihhu fiddin. Barang siapa yang menghendaki kebaikan niscaya akan diberi kepahaman agama. Mereka adalah orang-orang yang selalu diisi hari-harinya dengan kebaikan menuntut ilmu. Saya bergeming dalam hati dan berkata ‘benar juga ya’, bayangkan saja kegiatan santri dari mulai bangun pagi, qiyamullail, sholat shubuh, ceramah, tahfiz (hafalan), sekolah, setelah istirahat siang tahfiz lagi sore hari kemudian riyadhoh sore hari, ba’da maghrib muroja’ah, ba’da isya belajar. Sungguh hari-hari mereka penuh dengan aktivitas menuntut ilmu Al-Quran. Ya, berbahagialah orang-orang ini, karena mereka akan dipersiapkan untuk da’i-da’i qur’ani yang siap terjun ke masyarakat nantinya.

Alhamdulillah pesantren ini sudah berkembang cukup besar padahal baru berdiri tahun lalu untuk putri dan empat tahun lalu untuk putra. Diawalnya putra hanya 20 orang kini sudah hampir 300 orang. Di putri alhamdulillah angkatan pertama berjumlah 64 orang. Beliau menyampaikan bahwa, semua hasil itu pasti berkaitan dengan usaha. Semua yang kita dapat atau terima itu sesuai dengan usaha kita. Pesantren yang sudah cukup besar ini pun karena usaha nya yang besar pula, sehingga beliau menekankan kepada para santriwati agar belajar sungguh-sungguh agar nanti menuai hasil yang memuaskan pula. Bahkan salah satu ustazah yang ikut dalam rombongan beliau menyampaikan, dia punya pesantren di Suriah yang dulu awalnya hanya berjumlah 65 santriwati. Tapi sekarang jumlahnya sudah 4000 santri yang setiap tahunnya mewisuda 60 orang Hafizhah dan mereka semua siap menjadi ustazah dan mengabdi untuk Al-Quran. Luar biasa, Subhanallah. Padahal mencari ustazah yang Hafizhah itu sangat sulit, langka. Dan, walaupun ustazah ini menikah di usia 18 tahun tapi saat ini beliau sudah bergelar DR, menyelesaikan S3. Semoga kita bisa meneladani semangat juang beliau dalam mengabdi pada Al-Quran dan dalam menuntut ilmu.

Pada taujihnya yang terakhir, beliau mengutip perkataannya imam syafi’i ‘kullunas zhulman illa majalisul ulama’. Semua manusia itu termasuk zhalim kecuali majelis-majelis ilmu. Belajarlah dari lahir sampai liang lahat atau kita sering mendengar minal mahdi ila llahdi. Beliau benar-benar menekankan agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu menuntut ilmu Al-Quran. Dalam sebuah hadist shohih dikatakan “khoirukum man ta’allamal Al-Quran wa ‘allamahu”. Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.

Iqro’ wartaq fainna manzilataka ‘inda akhiri ayatin. Bacalah dan naiklah (setiap ayat yang kamu baca), karena sesunguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat (yang kau baca). Begitulah hadist yang menjelaskan kita saat diakhirat nanti, derajat orang itu bergantung sama jumlah hafalannya. Semakin banyak hafalannya semakin tinggi derajatnya. Semakin banyak ayat yang dibaca akan semakin meningkat tangga/tingkatan di surga nanti. Betapa Allah memuliakan para penghafal quran. Makadari itu, hafalkanlah Al-Quran walaupun sedikit saja. Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan, apabila seorang anak hafal Al-Quran maka diakhirat nanti akan dipasangkan kepada kedua orang tuanya mahkota yang cahanyanya lebih terang daripada sinar matahari. Mungkin dengan menghafal Al-Quran ini menjadi salah satu bentuk pengabdian kita kepada orang tua kita. Oleh karenanya sangat penting bagi seorang muslim untuk menghafal Al-Quran.

Aku teringat saat di LDK dulu, salah satu syarat menjadi ketua LDK ialah hafal juz 30. Banyak yang bingung dengan syarat ini karena memang cukup berat bagi mahasiswa PTN. Aku mencari-cari alasan, mungkin karena alasan hafalan itulah orang bisa dimuliakan, dita’ati, dan disegani oleh yang lainnya. Dan berbahagialah kawan-kawan ku waktu di LDK dulu, karena setiap kegiatan kaderisasinya kita diwajibkan untuk menghafal beberapa surat dan hadist. Semoga itu menjadi amal baik kita agar di akhirat kelak kita diberikan derajat yang tinggi oleh Allah. Dan bersenanglah kawanku, karena dalam jama’ah ini sangat memperhatikan kondisi ruhiyah kita terutama tilawatil quran. Selalu ditekankan untuk para aktivis agar kita tilawah minimal satu juz setiap harinya. Ini semua, agar kita termasuk manusia terbaik, baik didunia maupun di akhirat. Amin.

Selamat, membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi, dan mengajarkan Al-Quran.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: